Suara.com - Ketum PSSI, Erick Thohir, bertekad membawa Liga Indonesia menjadi kompetisi terbaik di Asia Tenggara (ASEAN). Ia ingin mengalahkan Thailand dan Vietnam.
Saat ini, Liga Thailand masih menjadi yang terbaik di Asia Tenggara berdasarkan ranking dan penilaian kompetisi dari Konfederasi Sepak bola Asia (AFC).
Tentu tidak akan mudah bagi Indonesia bisa mengalahkan Thailand. Namun, Erick Thohir yang pernah menjadi Presiden Inter Milan optimistis bisa mewujudkannya.
Kendati punya keyakinan besar dan kini punya “power” luas untuk mengatur sepak bola Indonesia, ada beberapa faktor yang bikin Liga Indonesia sulit jadi yang terbaik di ASEAN.
1. Gaji Tidak Lancar
Masalah tunggakan gaji ini sudah menjadi isu lama di sepak bola Indonesia, bahkan tidak sedikit kasus yang akhirnya menjadi besar.
Gaji yang tidak lancar seolah menjadi perwujudan dari buruknya manajemen klub-klub di Indonesia dan belum majunya industri sepak bola Tanah Air.
Kondisi ini tentu sangat berbeda jauh dengan sepak bola di Thailand atau Vietnam yang sangat jarang diterpa isu penunggakan gaji.
2. Match Fixing
Baca Juga: Hadapi Uzbekistan, Shin Tae-yong: Timnas Indonesia U-20 Siap Tunjukkan Permainan Terbaik
Pengaturan skor atau match fixing juga sudah menjadi isu yang terkuak lama di sepak bola Indonesia. Bahkan pemberantasan mafia bola ini selalu dilontarkan oleh para calon Ketua Umum PSSI dari masa ke masa.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kredibilitas para pemangku kepentingan di sepak bola Indonesia dan manajemen klub belum bisa dipercaya sepenuhnya agar terhindar dari mafia bola.
Maraknya match fixing ini juga menunjukkan bahwa kualitas sepak bola Indonesia akan sulit berkembang dibanding negara ASEAN lainnya.
3. Liga yang Kurang Teratur
Liga menjadi salah satu aspek penting dalam kemajuan sepak bola nasional, karena dengan adanya liga yang baik, jelas dan teratur bisa menjadi tempat untuk para pemain mengasah kemampuannya.
Akan tetapi liga di Indonesia saat ini masih kurang teratur. Misalnya dari segi jadwal yang tidak ada kepastian waktu mulai dan kapan selesainya, hingga kasus diberhentikannya liga 2 & liga 3.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Viktor Gyokeres Flop, Arsenal Dirumorkan Bakal Rekrut Striker Juventus Gratis
-
Prediksi Nilai Transfer Maarten Paes ke Persib Bandung, Bakal Jadi Rekor Gila
-
Marselino Ferdinan Ungkap Makna Mendalam di Balik Perayaan Natal Jauh dari Rumah
-
Setelah Libur Natal, Jadwal Neraka Menanti Jay Idzes di Serie A Italia
-
Marc Klok Berperan dalam Pemilihan Federico Barba Jadi Kapten Persib
-
Persib vs PSM Makassar 2 Hari Setelah Natal, Bojan Hodak: Kami Sudah Terbiasa
-
Cerita Haru Mauricio Souza Relakan Perayaan Natal demi Persija Jakarta
-
Diperebutkan Duo Milan, Nilai Pasar Jay Idzes Meroket
-
Intip Statistik Kevin Diks Sepanjang 2025: Tampil Solid Meski Anak Baru di Bundesliga
-
Elkan Baggott Masih Tetap Dianggap Aset Berharga Ipswich Town Meski Cuma Main 360 Menit