Suara.com - Timnas Indonesia U-24 memang cukup diunggulkan jelang menghadapi Taiwan dalam matchday kedua Grup F Asian Games 2022. Namun, terdapat beberapa kekuarangan yang wajib diperbaiki demi memperbesar peluang meraup tiga poin.
Timnas Indonesia U-24 memiliki peluang besar untuk melewati fase grup Asian Games 2022 setelah tampil menjanjikan di matchday pertama Grup F kontra Kirgistan pada Selasa (19/9/2023) lalu.
Tim asuhan Indra Sjafri berhasil membungkam Kirgistan dengan skor 2-0 dan untuk sementara memuncaki klasemen dengan koleksi tiga poin dan selisih gol +2.
Poin dan selisih gol Timnas Indonesia U-24 setara dengan Korea Utara U-24 tetapi mereka lebih unggul karena aturan poin fairplay.
Timnas Indonesia U-24 boleh saja berbangga usai mengalahkan Kirgistan, lewat strategi yang diterapkan sang pelatih Indra Sjafri.
Meski begitu, skuad Garuda Muda sejatinya cukup kesulitan untuk membongkar pertahanan lawan. Bahkan di babak kedua, Indra Sjafri mengubah strategi menjadi serangan balik yang akhirnya berbuah dua gol kemenangan.
Hal itu menjadi sedikit dari beberapa tanda bahwa Timnas Indonesia U-24 sejatinya butuh banyak perbaikan pasca laga lawan Kirgistan. Berikut tiga diantaranya.
1. Passing Kurang Efektif
Salah satu masalah yang terlihat dalam pertandingan melawan Kirgistan adalah kurangnya efektivitas dalam melakukan passing.
Hasil passing yang kurang tepat dan tidak akurat bisa menjadi ancaman bagi Timnas Indonesia U-24, terutama jika dimanfaatkan oleh lawan.
Meskipun lini pertahanan tampil solid, perbaikan dalam passing perlu dilakukan untuk menghindari potensi kebobolan.
2. Longball Tak Perlu
Pada beberapa momen, pemain Timnas Indonesia U-24 terlihat kesulitan dalam membangun serangan dari belakang.
Mereka sering memilih untuk mengirimkan bola jauh (longball) yang tidak selalu efektif dan menguntungkan.
Skema permainan yang selama ini dibangun dengan umpan-umpan pendek perlu diperbaiki, sehingga tim dapat membangun serangan dengan lebih baik.
3. Pelanggaran Tak Perlu
Dalam kondisi kelelahan, beberapa pemain cenderung melakukan pelanggaran yang tidak perlu, terutama di menit-menit akhir pertandingan melawan Kirgistan.
Pelanggaran semacam ini tidak memberikan keuntungan signifikan dan bahkan dapat merugikan tim.
Para pemain perlu menjaga ketenangan dan bermain lebih cerdas, baik dalam menguasai bola maupun dalam menjaga disiplin saat bertahan.
Kontributor: Eko Isdiyanto.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Santiago Gimenez Masih Mandul, Eks Bomber AC Milan Kasih Pembelaan
-
Derby della Capitale 2025: Totti Prediksi Zaccagni Jadi Ancaman Lazio
-
Ruben Amorim Buka Suara soal Pertemuan dengan Sir Jim Ratcliffe, Ditawari Kontrak Baru?
-
Kata-kata Berkelas Emil Audero: Ogah Jemawa, Siap Bikin Pemain Parma Frustasi
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
Real Madrid Bidik Wonderkid MU, Digadang Jadi Pengganti Luka Modric
-
Arsenal vs Manchester City: Arteta Bidik Sejarah, Guardiola Dihantui Catatan Buruk
-
Arsenal vs Manchester City: Cedera Lutut Rodri Masih Jadi Misteri
-
Arteta Was-was, Bek Muda Arsenal Rp253 M Bakal Hadapi Raksasa Norwegia
-
Rashford Cetak Dua Gol, Tapi Pedri Justru Disanjung Legenda Manchester United