"Itu adalah cara untuk kita bersuara dan saya harus memanfaatkan kesempatan itu bukan," kata Socrates seperti dilansir dari El Pais.
Sikap politik terus konsisten dilakukan Socrates sepanjang kariernya di lapangan hijau. Ia pernah mengatakan bahwa di Eropa, mungkin semua bisa dibungkam oleh penguasa tapi tidak untuk mereka yang tingal di Brasil dan negara dunia ketiga.
Dekadae 1980-an, pilihan politik Socrates makin terlihat. Ia berada di barisan kaum tertindas. Socrates kemudian sempat memimpin gerakan bernama Corinthians Democracy.
Gerakan ini diinisiasi oleh para pemain Corinthias dan suporter agar manajemen klub tidak berperilaku korup serta memberikan hak untuk pemain bisa bersuara.
Di bawah komadonya, para pemain, pelatih, fisiotherapis hingga semua orang di dalam klub mampu mendesak manajemen untuk membuat aturan lebih manusiawi.
Tak hanya di level klub, ia juga dengan lantang menentang pemerintah diktator militer Brasil. Ia kemudian memperkenalkan konsep demokrasid dan kebebasan untuk kaum muda Brasil untuk melawan penindasan.
"Bermain sepak bola adalah tindakan politik dan para pesepak bola Brasil tahu itu," kata Socrates saat disindir mencampuri sepak bola dengan urusan politik.
"Mereka (pesepak bola) memiliki kekuatan politik di tangan merekka. Mereka punya panggung dan barisan massa. Jika itu politisi pasti akan dimanfaatkan namun sebaliknya kami para pesepak bola harus menerima hidup dalam kemiskinan," ujar pemain Santos itu.
Socrates tak hanya pandai beretorika, ia juga berani turun ke jalan untuk bersama-sama melakukan aksi unjuk rasa bersama massa rakyat.
Baca Juga: Idap Kanker Stadium Akhir, Sven-Goran Eriksson: Hidup Adalah Kematian
Seperti yang ia lakukan pada pada 1984 menentang pemerintah diktator. Di tengan panasnya aksi unjuk rasa, Socrates naik ke mobil komando dan lantang melawan kebijakan parlemen dan pemerintah Brasil kala itu.
Saat itu, parlemen dan pemerintah Brasil berencana melakukan amandemen pemilu yang memungkinkan presiden ditunjuk tanpa perlu pemilihan umum.
Di depan barisan massa rakyat, Socrates mengatakan akan tetap berada di Brasil mengawal ini semua demi demokrasi Brasil. Ia mengatakan menolak bermain di Italia asalkan amandemen parlemen untuk pemilihan langsung presiden disetujui.
Kala itu, Socrates memang mendapat tawaran untuk main di Serie A Italia. Meski begitu pada akhirnya, Socrates bermain di Fiorentina dari 1984 hingga 1985. Setelahnya ia kembali ke Brasil dan bermain untuk Flamengo.
"Saya ingin tinggal di negara saya untuk berpartisipasi dalam rekonstruksi demokrasi. Apakah itu bekerja sebagai pesepak bola, tukang sapu, tukang ledeng ataupun dokter," ucapnya.
Berita Terkait
-
Idap Kanker Stadium Akhir, Sven-Goran Eriksson: Hidup Adalah Kematian
-
Legenda: Kisah Maulwi Saelan, Ajudan Soekarno Eks Kiper Timnas Indonesia Tembus Olimpiade dan Tahan Gempuran Uni Soviet
-
Elon Musk Sebut Hakim Brasil 'Lord Voldemort' Usai X Ditutup di Negara Itu: Kemiripannya Luar Biasa
-
Prediksi Genoa vs Inter Milan di Serie A Italia: Skor, Head to Head, Live Streaming
-
Brasil Tolak Hasil Pilpres Venezuela Karena Tak Transparan, Begini Jawaban Joe Biden
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
Terkini
-
Hina Merah Putih di London, Bonnie Blue Pernah Jadi Sponsor Klub Liga Inggris tapi Berujung Pahit
-
Duel Panas Persib Bandung vs Persija Berpotensi Dipimpin Wasit Jepang
-
Viral Lecehkan Merah Putih, Terungkap Bonnie Blue Pernah Diseret Keluar Stadion Klub Premier League
-
Timnas Futsal Bersinar di SEA Games 2025, Ketum FFI Ogah Dibenturkan dengan Sepak Bola
-
Gelandang Timnas Jepang Gabung Bali United
-
Napoli Juara Supercoppa, Antonio Conte Justru Merendah: Kami Belum Siap Menguasai Italia
-
Media Jepang Anggap PSSI Ambil Langkah Tepat Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia
-
Mikel Arteta Beri Sinyal Rotasi, Gabriel Jesus Siap Starter saat Arsenal Lawan Crystal Palace
-
Here We Go! Niclas Fullkrug Jalani Tes Medis di AC Milan, Jay Idzes Kapan?
-
Apa Itu Boxing Day? Hari Keramat Premier League yang Selalu Ditunggu Fans