Suara.com - Sejak proses naturalisasi Timnas Indonesia berjalan lancar dan mayoritas pemain diisi oleh pemain naturalisasi, istilah "blijvers" dan "trekkers" menjadi topik yang ramai diperbincangkan. Mungkin sebagian dari kita masih bingung mengenai perbedaan antara kedua istilah tersebut. Di sini, kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang perbedaan antara "blijvers" dan "trekkers."
Kehadiran pemain naturalisasi dalam Timnas tidak lepas dari kritik, terutama terkait pertanyaan tentang nasionalisme mereka, khususnya pemain yang berasal dari Belanda. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Maarten Paes, penjaga gawang FC Dallas sekaligus kiper Timnas Indonesia. Meskipun tidak memiliki darah Indonesia secara langsung, PSSI menjelaskan bahwa Paes bisa dinaturalisasi karena neneknya adalah seorang "blijver."
Keikutsertaan Maarten Paes dalam skuad Garuda memicu diskusi lebih lanjut mengenai perbedaan antara "blijvers" dan "trekkers." Berikut adalah penjelasan mengenai istilah tersebut.
Arti Blijvrers
Blijvrers artinya adalah penduduk tetap. Istilah tersebut disematkan kepada orang Belanda yang tinggal dan menetap di Hindia Belanda.
Pada masa pendudukan Belanda di Indonesia, waktu itu disebut Hindia Belanda, keturunan dari pasangan Belanda 'totok' yang lahir dan dibesarkan di Hindia Belanda kemudian hidup dengan mengadopsi cara hidup penduduk setempat disebut Indisch.
Penduduk Indisch di Hindia Belanda ada dua jenis, yakni Blijvrers dan Trekkers. Blijvrers merupakan sebutan untuk orang Belanda yang memilih menjadi penduduk tetap Hindia Belanda, sedangkan Trekkers merupakan sebutan untuk orang Belanda yang tinggal di Hindia Belanda, lalu ketika tugasnya sudah selesai di Hindia Belanda, ia kembali ke Belanda. Trekkers berarti pengembara.
Blijvrers umumnya memperistri orang setempat, para Nyai atau perempuan Tionghoa yang tinggal di Hindia Belanda. Penduduk Blijvrers gaya hidupnya melebur dengan nilai-nilai lokal. Meskipun demikian unsur-unsur kultur Eropa juga tetap tampak dalam kehidupan mereka. Para Blijvrers ikut mempromosikan budaya orang lokal dan bahkan ikut mempromosikan kemerdekaan Indonesia.
Arti Trekkers
Baca Juga: 'Jalan Ninja' Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Dimulai, Demi Hancurkan Bahrain dan China
Sementara itu, Trekkers atau pengembara adalah orang-orang yang mempertahankan nilai-nilai Eropa sehingga terkenal sebagai warga eksklusif dan elastis. Para Trekkers adalah orang Eropa yang kembali ke negara asal setelah tugas mereka di Hindia Belanda selesai. Mereka di masa kini disebut ekspatriat.
Meskipun ada perbedaan yang sangat jelas di antara keduanya, tetapi merekalah yang membentuk inti dari adanya masyarakat kelas menengah di Hindia Belanda berciri kosmopolitan. Orang-orang Blijvrers bahkan mendirikan organisasi untuk mewadahi kelompok mereka.
Salah satu organisasi yang dibentuk ialah Insulinde di kota Bandung pada Oktober 1907. Tujuan organisasi tersebut salah satunya mendamaikan posisi antara orang keturunan Belanda yang lahir di Hindia dengan orang-orang Eropa asli.
Selain membentuk organisasi mereka juga membentuk persatuan sepakbola bernama Nederlansch Indische Voetball Bond (NIVB) yang terdiri dari klub sepak bola antar penduduk Blijvrers dan Trekkers. Pada masa kolonial Belanda, masing-masing juga membentuk federasi sepakbola masing-masing etnis dan menggelar kompetisi sepakbola di Hindia Belanda.
Perlu diketahui bahwa kelompok etnis di masa Kolonial dicirikan dari kesamaan asal usul rasial, status legal, dan kultural. Perang Dunia Kedua dan sesudahnya menjadi titik awal diaspora dan kemunculan kaum Indisch di tanah air. Oleh karena itu, ketika orang Belanda kembali ke tanah air mereka bersama pasangan dari orang lokal, keturunan orang Indonesia pun banyak dijumpai di Belanda.
Setidaknya sudah ada 11 pemain sepakbola naturalisasi di Timnas Indonesia pada era pelatih Shin Tae Yong. Ke sebelas pemain naturalisasi itu antara lain Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Rafael Struick, Ivar Jenner, Justin Hubner, Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Radgar Oratmangoen, Thom Haye, dan Maarten Paes.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Statistik Timur Kapadze saat Menangani Uzbekistan, Cocok untuk Timnas Indonesia?
-
Siapa Kapten Timnas Indonesia U-22di SEA Games 2025?3Nama Jadi Kandidat!
-
Jelang SEA Games 2025, Seperti apa Kondisi Penyerang Timnas Indonesia U-22?
-
Bruno Fernandes Bongkar Reaksi Tak Terduga Cristiano Ronaldo Usai Dapat Kartu Merah
-
Sir Alex Ferguson: Senne Lammens Pembelian Terbaik Manchester United
-
Indra Sjafri: Timnas Indonesia U-22 Gak Main Jelek Kok, Cuma Kalah 3-0
-
3 Laga Timnas Indonesia U-22 Tanpa Menang, Indra Sjafri Ogah Disamakan dengan Gerald Vanenburg
-
Timnas Indonesia U-22 Takluk 0-3 dari Mali: Indra Sjafri Banyak PR Jelang SEA Games 2025
-
Toni Kroos Tegas: Arda Guler Bukan Penerus Saya di Real Madrid
-
Lamine Yamal Desak Barcelona dan Spanyol Berdamai Demi Laga Melawan Lionel Messi