Suara.com - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi belum mencabut larangan suporter tandang. Keputusan akan ditentukan setelah pihaknya berjumpa dengan kepolisian pada akhir Mei mendatang.
Sebelumnya memang sudah ada gambar-gempor pencabutan larangan suporter tandang. Tetapi tentu ada beberapa hal yang harus jadi bahan pertimbangan.
PSSI melalui ketua Umum Erick Thohir sebelumnya mengaku masih ragu aturan itu dicabut. Namun, ia mempersilahkan jika memang larangan suporter tim tamu untuk datang dihilangkan.
Akan tetapi Erick ingin PT LIB dan klub bertanggung jawab penuh jika ada kejadian kerusuhan seperti Tragedi Kanjuruhan. Saat ini, Ferry Paulus mengaku masih mengkaji terkait aturan ini.
"LIB masih dalam proses pendalaman, yang pasti kita juga percaya diri, seperti yang kita launching kemarin sobat liga, di mana itu sebuah jawaban, untuk memenuhi kewajiban suporter away bisa hadir," kata Ferry Paulus kepada awak media di Jakarta, Rabu (8/5/2025).
"Dan tanda tanya besarnya adalah, apakah suporter away bisa lepas dari pikiran rivalitas ini, dan ini masih belum tahu, kita masih pendalaman," tambahnya.
Dalam waktu dekat, LIB akan menggelar pertemuan dengan pihak kepolisian membahas kompetisi musim depan. Salah satu yang akan dibicarakan yaitu kemungkinan kembalinya suporter tim tamu.
Ferry berharap akhir Mei sudah ada keputusannya. LIB berharap suporter di laga tandang kembali bisa mendukung tim kesayangannya lagi.
"Akhir Mei ini akan kita ketemu pihak kepolisian, untuk persiapan musim depan, harapan kami tentu suporter away bisa datang, agar lebih menggeliat," jelas Ferry Paulus.
Baca Juga: Alhamdulillah! Persib Bandung Dapat Keistimewaan Setelah Juara Liga 1 2024-2025
Regulasi larangan suporter tim tamu datang ke stadion telah diterapkan oleh PT LIB di Liga 1 dalam dua musim terakhir. Aturan itu dibuat berdasarkan kesepakatan dengan PSSI.
PT LIB dan PSSI menerapkan aturan itu sebagai bagian dari upaya transformasi sepak bola Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan, Malang. Namun dalam praktiknya, masih banyak suporter tamu yang melanggar dan tetap datang ke markas tuan rumah.
PSSI melalui Komite Disiplin (Komdis) pun hanya memberikan sanksi berupa denda kepada tim tuan rumah selaku penyelenggara pertandingan. Begitu juga tim tamu dapat sanksi yang sama karena suporternya nekat hadir.
Secara sosiologis, pencabutan larangan ini dianggap sebagai langkah penting menuju pemulihan ekosistem sepak bola nasional pasca-Tragedi Kanjuruhan. Namun, keputusan tersebut harus didukung oleh kesiapan menyeluruh, mulai dari edukasi suporter, peningkatan kapasitas pengamanan stadion, hingga sistem koordinasi antar pihak terkait.
PT LIB dan PSSI dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa jika aturan ini dicabut, tidak akan menimbulkan potensi gesekan baru di antara suporter. Oleh karena itu, keputusan yang akan diambil pada akhir Mei nanti sangat krusial dan akan menjadi tolok ukur arah kebijakan sepak bola nasional dalam menyambut musim baru.
Di tengah harapan publik terhadap atmosfer stadion yang kembali semarak, PT LIB juga perlu mempertimbangkan mekanisme pengawasan yang lebih ketat jika larangan ini resmi dicabut. Pendataan suporter tandang, penyesuaian kapasitas tribun, hingga regulasi tiket khusus bisa menjadi bagian dari strategi pengelolaan baru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Ole Gunnar Solskjaer Bongkar Awal Musabab Kehancuran Karier Jadon Sancho di MU
-
Duet Maut di Lini Belakang AC Milan Bikin Fabio Capello Terkesima
-
Kandas! Akui Tak Bisa Bahasa Inggris, Zinedine Zidane Tak Mungkin Latih Liverpool
-
Manchester United Kehilangan Sponsor Rp 400 Miliar per Tahun, Terancam Bangkrut?
-
Bukan Indonesia, Ternyata Inilah Wakil Asia Terburuk di Piala Dunia U-17 2025
-
Apa yang Bikin Heimir Hallgrimson Layak Menukangi Timnas Indonesia? Ini2Alasannya
-
Roy Keane Ledek Anthony Martial: Main Bagusnya Cuma Setahun Sekali
-
Adu Strategi Real Madrid vs Barcelona Demi Rekrut Bintang Muda Turki
-
Dihantam Cedera ACL, Mees Hilgers Buka Suara: Ada Kemungkinan Saya...
-
Kena Sanksi FIFA, Begini Reaksi Kapten Malaysia Soal Mentalitas Harimau Malaya