Suara.com - Pengamat sepak bola, Muhamad Kusnaeni, meminta PSSI untuk lebih serius menangani fanatisme suporter Timnas Indonesia. Ini bisa jadi ancaman untuk sepak bola Indonesia.
Buktinya PSSI terkena sanksi FIFA akibat perilaku diskriminatif para penggemar.
Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga menjelaskan bahwa PSSI didenda Rp 400 juta dan harus mengurangi 15 persen kursi yang tersedia untuk pertandingan berikutnya, akibat perilaku diskriminatif suporter pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain pada Maret silam.
“Sangat penting bagi PSSI memperhatikan saksi denda dan pengurangan jumlah penonton yang dijatuhkan FIFA belum lama ini. Jangan dianggap remeh, apalagi diabaikan,” kata Bung Kus, dikutip Senin (12/5/2025).
“Fenomena fanatisme suporter Indonesia sudah menjadi perhatian dunia. Sebagian besar pecinta sepak bola di berbagai belahan dunia kini mengenal sepak bola Indonesia karena fanatisme suporternya,” lanjutnya.
Bung Kus menambahkan bahwa fanatisme itu berisiko menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan baik.
Tanda-tanda fanatisme yang mulai kebablasan sebenarnya sudah bisa dideteksi dari aktivitas para suporter di media sosial, di mana sering terjadi aksi dan reaksi berlebihan dalam merespons berbagai isu terkait tim nasional maupun klub.
Untuk langkah nyata, Kusnaeni menilai pentingnya dilakukan edukasi berkelanjutan.
“Kuatkan dan terus-menerus lakukan edukasi dengan bantuan para pemain maupun figur-figur publik yang punya pengaruh positif,” tambah sosok yang akrab disapa Bung Kus itu.
Baca Juga: 3 Fakta Denda dan Sanksi FIFA ke PSSI Jelang Timnas Indonesia vs China
“Ada sebagian pendukung timnas yang tergolong belum lama menjadi suporter fanatik. Kelompok seperti ini biasanya belum memiliki pemahaman yang cukup tentang cara menyalurkan fanatisme mereka,” ucapnya.
Selain itu, PSSI juga diharapkan lebih banyak berkomunikasi dengan simpul-simpul kelompok suporter.
Pendekatan langsung ini dinilai penting untuk membangun hubungan yang lebih erat dan memahami dinamika di dalam komunitas suporter.
Pada akhirnya, Kusnaeni mengingatkan bahwa penggemar fanatik adalah aset penting bagi tim nasional dan sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
PSSI perlu merawat dan mengelola fanatisme ini agar bisa menjadi kekuatan positif, bukan sebaliknya.
PSSI juga didorong untuk membangun komunikasi yang intensif dengan simpul-simpul kelompok suporter. Dialog terbuka, program pembinaan, dan forum diskusi bisa menjadi media untuk memahami aspirasi dan dinamika yang terjadi di tengah komunitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Eks Pemain Arsenal, Josh Robinson Pamerkan Bendera Malaysia di Bio Instagram
-
Dua Kali Kalah Telak, Apa Bisa Timnas Indonesia Lolos ke-32 Besar Piala Dunia U-17 2025?
-
Dean James Ungkap Rahasia di Balik Gol Solo Run Spektakuler Lawan Feyenoord
-
Roberto Mancini Tolak Tawaran Al Sadd, Bakal Latih Timnas Indonesia?
-
Bojan Hodak Dilaporkan Banjir Dukungan untuk Latih Timnas Indonesia
-
Ivar Jenner Siap Main di Laga Timnas Indonesia U-23 vs Mali, Sudah Tiba di Jakarta
-
Pergi ke Jerman, Pemain Keturunan Indonesia Ini Bikin NEC Nijmegen Ngamuk
-
Bantai Liverpool Tanpa Ampun, Guardiola Bilang Manchester City Punya Rahasia Baru
-
Saingan Kevin Diks, Di Bundesliga Ada Pemain Keturunan Indonesia Jebolan Premier League
-
Kartu Merah Calvin Verdonk, Wasit Francois Letexier Punya Sejarah Buruk dengan Timnas Indonesia