Suara.com - Penunjukan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah sentral untuk ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia oleh AFC menghadirkan tantangan berat bagi Timnas Indonesia.
Meski berhasil mencetak sejarah dengan lolos ke babak ini untuk pertama kalinya, Timnas Indonesia kini dihadapkan pada tekanan yang lebih besar di fase hidup-mati ini.
Ronde keempat akan menjadi kunci utama untuk menjaga mimpi Timnas Indonesia tampil di putaran final Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Sebab, hanya ada dua tiket otomatis tersisa dari zona Asia (AFC), dan skuad Merah Putih wajib bersaing sengit untuk merebut salah satunya.
Gagal di sini, maka Timnas Indonesia harus menjalani jalur playoff yang lebih berat, termasuk bertemu tim-tim tangguh dari luar Asia seperti Venezuela, Kamerun, atau Trinidad & Tobago.
Berikut dua tantangan utama yang harus dihadapi Timnas Indonesia menyusul keputusan AFC menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah:
1. Tekanan Mental Bertanding di Markas Lawan
Meski statusnya netral secara regulasi, nyatanya bermain di Qatar atau Arab Saudi memberi keuntungan besar bagi dua negara tersebut.
Mereka bukan hanya peserta, tetapi juga sekaligus tuan rumah, yang otomatis mendapat dukungan suporter lokal, adaptasi lingkungan yang lebih baik, hingga penguasaan atmosfer stadion.
Baca Juga: Jay Idzes OTW Gabung Udinese, Media Italia: Ideal Jadi Suksesor Pemain Rp 312,87 Miliar
Kondisi iklim panas di Timur Tengah bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain Indonesia, yang tidak terbiasa bermain dalam suhu ekstrem.
Apalagi laga digelar pada Oktober 2025, saat suhu di kawasan Teluk masih cukup tinggi. Hal ini dapat memengaruhi stamina, ritme permainan, dan pengambilan keputusan di lapangan.
Timnas Indonesia juga belum memiliki pengalaman tampil di level setinggi ini. Keikutsertaan di ronde keempat adalah pencapaian historis pertama.
Melawan tim sekelas Qatar, Arab Saudi, atau bahkan Irak dan UEA di wilayah mereka tentu akan menimbulkan tekanan psikologis besar.
Sebuah kesalahan kecil bisa berakibat fatal, apalagi sistem kompetisinya hanya round-robin satu kali, dengan dua laga penentu di grup kecil berisi tiga tim.
2. Minimnya Dukungan Suporter Langsung
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Grup Neraka Piala Dunia U-17 2025: Mengenal Lawan Timnas Indonesia U-17
-
Absen 22 Tahun di Piala Dunia U-17, Portugal Siap Buat Kejutan Besar
-
9 Wonderkid Asia yang Bakal Bersinar di Piala Dunia U-17 2025: Ada Pemain Indonesia
-
Anak Legenda Inter Milan Kirim Psy War buat Timnas Indonesia U-17
-
Vinicius Oh Vinicius: Berulah di El Clasico Kini Rebut Jatah Penalti Mbappe
-
9 Laga Tanpa Kalah, 5 Kemenangan Beruntun di Premier League, Apa Kelemahan Arsenal?
-
Liverpool Bangkit!5Fakta Kemenangan The Reds: Rekor Mohamed Salah
-
Ambil Jatah Penalti Mbappe tapi Gagal Cetak Gol, Xabi Alonso Sindir Vinicius Jr
-
Gary Neville Yakin Arsenal Juara Premier League, Hanya Tim ini yang Bisa Gagalkan
-
Piala Dunia U-17 2025: Ambisi Argentina Ulang Memori Indah Qatar 2022