Suara.com - Di tanah Makassar, nama Andi Ramang bukan sekadar legenda sepak bola, melainkan mitos yang diceritakan lintas generasi.
Ia adalah simbol harapan, bukti bahwa seorang anak kampung dari keluarga sederhana bisa menjelma jadi mimpi buruk bagi tim-tim raksasa dunia.
Namun kisahnya juga penuh ironi: dari kejayaan di lapangan hijau hingga kesepian di penghujung hidup.
Awal dari Barru: Anak Rakyat, Bola Rotan, dan Salto
Ramang lahir di Barru, Sulawesi Selatan, pada 24 April 1924. Ia berasal dari keluarga sederhana.
Ayahnya, Djonjo Daeng Nyo’lo, adalah ajudan kerajaan Barru sekaligus ahli sepak raga.
Tak heran, sejak kecil Ramang sudah terbiasa bermain bola dari rotan, kain, hingga jeruk.
Dari permainan tradisional itu, ia melatih kemampuan akrobatik. Salto bukan sekadar gaya, melainkan refleks alami.
Masa mudanya keras. Ia mencari nafkah sebagai penjual ikan yang mengayuh sepeda puluhan kilometer, menjadi kernet truk, tukang becak, hingga pekerja serabutan.
Baca Juga: Kata-kata Ragnar Oratmangoen Siap Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
Dunia sepak bola baru menyapanya ketika ia merantau ke Makassar.
Bergabung dengan Makassar Voetbal Bond (MVB), cikal bakal PSM Makassar, pada 1947, Ramang segera dikenal sebagai penyerang dengan naluri gol luar biasa.
Kilau di Tur Asia 1953
Indonesia baru saja merdeka, dan sepak bola menjadi ajang diplomasi bangsa muda ini. Tahun 1953, timnas melakukan tur ke Filipina, Hong Kong, dan Thailand.
Dari total 25 gol Indonesia, 19 di antaranya dicetak Ramang.
Angka ini terdengar mustahil, tetapi catatan arsip Perserikatan saat itu jelas mencatat namanya sebagai mesin gol.
Berita Terkait
-
Kata-kata Ragnar Oratmangoen Siap Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
-
Daftar Cedera Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia: Ada 4 Pemain Berpotensi Absen
-
3 Pemain Patah Tulang hingga Cedera Paha, Timnas Indonesia Dilanda Krisis
-
Timnas Indonesia Krisis Striker! Apa Bisa Berharap pada Miliano dan Zijlstra?
-
3 Hal yang Harus Ditingkatkan Timnas U-17 usai Jadi Runner-up di Piala Kemerdekaan 2025
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bojan Hodak Nilai Dewa United Tim Kuat
-
Eks Bintang Liverpool Terancam Bangkrut Usai Diterpa Badai Masalah: Bisnis Gagal hingga Konflik
-
Sindiran atau Sadar Diri? Harry Kane Tak Yakin Bisa Raih Ballon d'Or Meski Cetak 100 Gol
-
Legenda Belanda Klaim Lamine Yamal Bisa Lampaui Lionel Messi
-
Air Mata Andy Robertson Kenang Diogo Jota Usai Antar Skotlandia Lolos ke Piala Dunia 2026
-
Arsenal Terancam Kehilangan Gabriel Magalhaes Dalam Waktu Lama, Arteta Bakal Lakukan Apa?
-
Persib Tantang Dewa United, Thom Haye Tak Sabar Unjuk Kebolehan
-
Kata-kata Daffa Fasya Usai Mentereng di Bawah Mistar Gawang Timnas Indonesia U-22 Saat Lawan Mali
-
Ivar Jenner Pastikan Timnas Indonesia U-22 Naik Kelas
-
Ivar Jenner Pastikan Hengkang dari Jong Utrecht, Gabung Persib?