Bola / Bola Indonesia
Sabtu, 04 Oktober 2025 | 11:54 WIB
Pemain keturunan Indonesia, Laurin Ulrich mulai mencuri perhatian di 2. Bundesliga Jerman. [Tangkap layar X]
Baca 10 detik
  • Di Magdeburg, klub menerapkan sistem unik di mana pemain senior menjadi mentor bagi pemain muda.
  • Ulrich langsung dipercaya tampil penuh 90 menit, termasuk saat Magdeburg kalah di kandang dari Schalke 04.
  • Musim ini, ia sudah mencatat dua assist, meski masih menanti gol perdana di 2. Bundesliga.

Suara.com - Pemain keturunan Indonesia, Laurin Ulrich mulai mencuri perhatian di 2. Bundesliga Jerman.

Pemain berusia 20 tahun yang baru didatangkan 1. FC Magdeburg dari VfB Stuttgart itu kini menjelma sebagai andalan di lini tengah tim asuhan Markus Fiedler.

Melansir dari laporan media Jerman, mdr.de, perkembangan pesat Ulrich tak lepas dari bimbingan sang kapten, Baris Atik.

Di Magdeburg, klub menerapkan sistem unik di mana pemain senior menjadi mentor bagi pemain muda.

Ulrich beruntung mendapat “pembimbing” langsung dari Atik, sosok berpengalaman yang dikenal sebagai motor serangan tim. “Saya percaya dia mentor yang baik,” kata Ulrich.

Ulrich bahkan langsung dipercaya tampil penuh 90 menit, termasuk saat Magdeburg kalah di kandang dari Schalke 04.

Meski kecewa dengan hasil buruk tersebut, pemain keturunan Surabaya, Jawa Timur itu mengaku banyak belajar dari sikap tegas Atik di ruang ganti.

“Saya ingin bersembunyi setelah kalah, tapi dia mengajarkan kami pentingnya berbicara jujur, meski dengan suara keras. Itu sangat membantu,” ujarnya.

Bukan hanya Atik, Ulrich juga mendapat dukungan penuh dari pelatih Markus Fiedler. Hubungan keduanya sudah terjalin sejak enam tahun lalu di Stuttgart, saat Fiedler masih membina akademi.

Baca Juga: Pemain Keturunan Batak Ngebet Bela Timnas Indonesia Usai Dikontrak Melbourne City

“Dia melatih saya sejak U1-3 sampai U-21. Saya banyak berutang padanya,” ungkap Ulrich.

Kehadiran Fiedler menjadi alasan utama Ulrich memilih hijrah ke Magdeburg. Bagi sang pemain, Fiedler adalah sosok yang selalu menularkan rasa percaya diri, bahkan ketika tim sedang terpuruk.

“Dia membuat kami yakin dengan kekuatan sendiri. Jika ada masalah, itu murni karena kesalahan kami di lapangan,” tambahnya.

Perjalanan Ulrich tidak selalu mulus. Musim lalu, ia sempat dipinjamkan ke SSV Ulm, namun jarang mendapat kesempatan.

Hanya lima kali tampil dengan total 70 menit bermain, masa itu jadi periode terberat dalam kariernya.

“Itu masa paling sulit. Tapi saya banyak belajar, bahkan mulai membaca buku untuk memperbaiki diri,” kenangnya.

Load More