- Alex Pastoor dinilai kurang simpatik setelah pemecatan dari Timnas Indonesia.
- Shin Tae-yong justru menunjukkan sikap legawa dan profesional.
- Pengamat menilai STY jadi contoh positif bagi pelatih asing di Timnas Indonesia.
Suara.com - Perbandingan sikap dua mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dan Alex Pastoor, tengah ramai dibicarakan publik.
Keduanya sama-sama didepak PSSI, namun cara mereka merespons nasibnya dianggap sangat berbeda.
Alex Pastoor, mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, menuai kritik setelah komentarnya muncul di media Belanda.
Dalam wawancara tersebut, Pastoor menilai target Timnas Indonesia untuk menembus Piala Dunia 2026 sebagai hal yang tidak realistis.
Menurutnya, sulit bagi Tim Garuda yang kini berada di peringkat 119 FIFA untuk bersaing dengan tim kuat seperti Arab Saudi dan Irak yang memiliki posisi jauh lebih tinggi di ranking dunia.
Pernyataan itu membuat publik menilai Pastoor kurang simpatik dan terkesan menyepelekan perjuangan skuad Garuda.
Bandingkan dengan Shin Tae-yong, pelatih sebelumnya yang justru menunjukkan sikap legawa meski juga harus meninggalkan jabatannya.
Pelatih asal Korea Selatan itu tetap menyampaikan dukungan dan semangat bagi para pemainnya, termasuk Jay Idzes dan rekan-rekan.
Ia bahkan merilis pernyataan resmi berisi ucapan terima kasih kepada PSSI, para pemain, dan suporter Indonesia yang telah mendukungnya selama bertahun-tahun.
Baca Juga: 4 Nama Diisukan Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Bagaimana Prestasinya?
Menurut pengamat sepak bola Gita Suwondo, kontras antara STY dan Pastoor begitu mencolok.
Ia menyebut STY dan para asistennya tetap menunjukkan rasa hormat dan profesionalitas hingga akhir masa tugas.
Sementara itu, Patrick Kluivert dan stafnya—termasuk Pastoor—dinilai tidak memperlihatkan sikap serupa.
Kepulangan mereka ke Belanda tanpa pesan perpisahan dianggap meninggalkan kesan negatif bagi publik sepak bola nasional.
Lebih jauh, sejumlah pihak menilai Pastoor seolah menghindar dari tanggung jawab menghadapi kritik dan tekanan di Indonesia.
Sikap tersebut dianggap tidak sesuai dengan etika dan tanggung jawab profesional seorang pelatih.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Sebelum Temukan Pengganti Patrick Kluivert, PSSI Fokus Perbaiki Citra Indonesia di Dunia
-
Cabut dari Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Cs Sadar Tak Penuhi Target Lolos Piala Dunia 2026
-
Puji Indonesia, Luis Nani: Negara Ini Sangat Indah
-
Wonderkid Persija Jakarta Cuma Bisa Geleng-geleng Dikasih Banyak Menit Tampil Pelatih Brasil
-
Persija Jakarta Bersyukur Bisa Bobol Gawang Madura United di Awal, Jika Tidak ...
-
Tak Mudah Cari Pelatih Timnas Indonesia, Erick Thohir Harus Dapatkan Lagi kepercayaan Internasional
-
3 Kriteria Pemain Timnas Indonesia Pilihan Indra Sjafri di FIFA Matchday November 2025
-
Kata-kata Indra Sjafri Bakal Pimpin Timnas Indonesia di FIFA Matchday November 2025
-
Ngeri! Eks Manchester United Patahkan Tulang Kepala Rekan Setim
-
Erick Thohir Pastikan 3 Sosok Ini Tetap Bersama PSSI, Termasuk Simon Tahamata