Bola / Bola Indonesia
Rabu, 19 November 2025 | 10:52 WIB
Rizki Nurfadilah korban TPPO ke Kamboja [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Rizki Nurfadilah, pria 18 tahun asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, diduga menjadi korban TPPO
  • Rizki masih dapat berkomunikasi secara sembunyi-sembunyi dengan keluarganya, mengabarkan kondisi mengkhawatirkan, seperti disiksa fisik
  • Keluarga telah melapor ke berbagai pihak, termasuk polisi, dinas sosial, dan KBRI, namun belum berhasil memulangkan Rizki

Suara.com - Rizki Nurfadilah pria berusia 18 tahun diduga menjadi menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) setelah diiming-imingi menjadi pesepakbola di klub PSMS Medan namun kabarnya justru dibawa ke Kamboja.

Nenek korban, Imas Siti Rohanah, mengatakan cucunya awalnya mendapatkan tawaran dari kenalannya di media sosial Facebook untuk mengikuti seleksi ke PSMS Medan.

Niat awal dibawa ke Jakarta, pria asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung ini kabarnya diboyong ke Kamboja dan dijadikan pekerja paksa.

"Orang tuanya bilang kalau anaknya mau ikut seleksi seleksi pemain bola untuk klub di Medan, PSMS. Katanya mau ikut seleksi ke Jakarta dulu, terus langsung ke Medan," kata Imas, Selasa (17/11/2025).

Menurut Imas, suaminya sempat meragukan tawaran kepada cucunya dan melarangnya untuk berangkat, namun Rizki bersikukuh berangkat.

"Kakeknya sempat menanyakan nomor HP manajer atau pelatihnya tapi anaknya bilang tidak punya. Dia bilang hanya dibawa temannya, tapi nomor temannya pun tidak ada. Sudah dicegah juga oleh keluarga, tapi tetap saja mau pergi," jelasnya.

Pihak keluarga sempat mendapat kabar terkait kondisi Rizki yang berada di Jakarta dan dalam keadaan sehat.

Namun, pada awal November, ibu Rizki yang ada di Hongkong mendapat kabar jika anaknya berada di Kamboja bukan ke Medan.

"Dia mengabari tanggal 4 November. Dari sini, anaknya berangkat sendiri, tidak dengan teman. Dia bilang tahu informasi keberangkatan dari seseorang di sosial media Facebook, tapi orang yang mengaku manajemen itu sekarang tidak bisa dihubungi. Terakhir aktif tanggal 29 Oktober," terangnya.

Baca Juga: Thom Haye Persib Bandung Siap Tempur Lawan Dewa United Usai Rehat Padat

Rizki menurutnya masih bisa berkomunikasi dengan keluarga dengan menghubungi secara sembunyi-sembunyi. Selain itu, memberikan kabar dan kondisinya di Kamboja.

"Dia sering mengirim WA, sering DM. Katanya kondisinya mengkhawatirkan, dia sering disiksa, disiksanya seperti disuruh push-up ratusan kali, disuruh membawa galon ke lantai 10. Dia juga diiming-imingi, katanya setelah tiga hari kerja bisa dapat iPhone," ujarnya.

"Dia bilang kerjanya menipu orang-orang Cina, lewat komputer. Padahal dia tidak bisa komputer. Mungkin karena sering salah, dia dihukum lagi dan lagi," jelasnya.

Pihak keluarga sendiri, sudah berusaha untuk bisa memulangkan Rizki ke Indonesia, beberapa cara sudah dilakukan di antaranya melapor ke polisi, dinas, hingga ke Kedutaan Besar (KBRI), namun hasilnya masih nihil.

"Alhamdulillah pemerintah setempat, termasuk Pak Lurah dan Dinas Sosial, merespons dengan baik, tapi sampai sekarang belum ada perkembangan lebih lanjut. Dari KBRI diminta mengisi data, tapi setelah itu belum ada kabar," pungkasnya.

Sementara itu, Polda Jawa Barat berjanji akan mendalami dugaan kasus TPPO yang dialami Rizki Nurfadilah.

Load More