- Fiorentina merupakan salah satu dari "The Magnificent Seven" yang mendominasi Serie A dekade 1990-an hingga 2000.
- Klub ikonik ini memiliki stadion megah, Artemio Franchi, rancangan Pier Luigi Nervi, serta legenda Gabriel Batistuta.
- Setelah krisis finansial dan kebangkrutan awal 2000-an, klub menghadapi potensi degradasi Serie A saat ini.
Suara.com - Pada dekade 1990 hingga 2000, pencinta Serie A Italia tentu tak asing dengan istilah The Magnificent Seven. Istilah ini merujuk pada tujuh klub yang mengusai klasemen Serie A.
Ada Juventus, Inter Milan, AC Milan, AS Roma, Lazio, Parma dan terakhir tentu saja Fiorentina. La Viola begitu julukannya.
Fiorentina di era itu bukan sekedar klub besar namun juga ikonik di Serie A Italia. Fiorentina juga jadi simbol bagi kota Florence.
Fiorentina bermarkas di Stadio Artemio Franchi yang dibangun pada 1931 dan memiliki kapasitas sekitar 47.290 penonton.
Stadion ini merupakan salah satu contoh terbaik arsitektur Italia abad ke-20, hasil rancangan arsitek ternama Pier Luigi Nervi.
Ciri paling ikonik dari stadion ini adalah Menara Marathon setinggi sekitar 70 meter yang menjulang di salah satu sisi stadion.
Pilar-pilar beton bergaya Romawi di pintu masuk menambah kesan megah, sementara desain tribun memungkinkan penonton mendapatkan pandangan sempurna dari hampir semua sudut.
Renovasi besar dilakukan jelang Piala Dunia 1990 dengan menghilangkan lintasan atletik dan menambah kapasitas kursi.
Gabriel Batistuta, Dewa Gol dari Florence
Baca Juga: Harapan Jay Idzes Bisa Ajak Rizky Ridho Main Bareng di Sassuolo
Tak mungkin membahas Fiorentina tanpa menyebut Gabriel Batistuta.
Striker asal Argentina itu adalah legenda terbesar dalam sejarah klub dan mendapat pemujaan hampir religius dari Curva Fiesole.
Batistuta bergabung dari Boca Juniors pada 1991 dan menjelma menjadi mesin gol paling ditakuti di Serie A, liga yang saat itu dikenal memiliki lini pertahanan terkuat di dunia.
Dalam sembilan musim bersama Fiorentina, Batistuta mencetak 168 gol dari 269 laga Serie A dan total 184 gol dari 318 pertandingan di Italia.
Diego Maradona bahkan menyebut Batistuta sebagai striker terbaik yang pernah ada. Julukan “Batigol” melekat berkat kekuatan, kecepatan, kemampuan duel udara, dan ketajamannya di kotak penalti.
Batistuta juga dikenal loyal. Ia bertahan saat Fiorentina terdegradasi ke Serie B dan membantu klub kembali ke Serie A pada musim 1992/1993. Meski tak pernah meraih Scudetto bersama La Viola, namanya abadi di Florence.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
Terkini
-
Ogah Balik Man United, Marcus Rashford Berambisi Dipermanenkan Barcelona
-
Alexander Isak Bertekad Pulih Lebih Cepat
-
Italia di Bawah Tekanan Jelang Lawan Irlandia Utara, Gattuso Bicara Soal Mental dan Harga Diri
-
Pelatih Crystal Palace Ledek Arsenal, Sebut Menang Beruntung
-
Rasmus Hojlund Sindir Telak Manchester United Usai Raih Trofi Perdana Bersama Napoli
-
Sempat Terseok di Bundesliga, Kevin Diks Ungkap Beratnya Awal Karier di Jerman
-
7 Pemain Liverpool Terancam Absen saat Menjamu Wolves
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Hasil SEA Games 2025 jadi Gambaran Menatap Asian Games 2026
-
Elkan Baggott Disebut Kurang Beruntung di Ipswich Town