Bola / Liga Italia
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:44 WIB
Duel Basel vs Fiorentina dalam pertandingan leg kedua semifinal Liga Konferensi di St. Jakob-Park. [Twitter/@acffiorentina]
Baca 10 detik
  • Fiorentina merupakan salah satu dari "The Magnificent Seven" yang mendominasi Serie A dekade 1990-an hingga 2000.
  • Klub ikonik ini memiliki stadion megah, Artemio Franchi, rancangan Pier Luigi Nervi, serta legenda Gabriel Batistuta.
  • Setelah krisis finansial dan kebangkrutan awal 2000-an, klub menghadapi potensi degradasi Serie A saat ini.

Suara.com - Pada dekade 1990 hingga 2000, pencinta Serie A Italia tentu tak asing dengan istilah The Magnificent Seven. Istilah ini merujuk pada tujuh klub yang mengusai klasemen Serie A.

Ada Juventus, Inter Milan, AC Milan, AS Roma, Lazio, Parma dan terakhir tentu saja Fiorentina. La Viola begitu julukannya.

Fiorentina di era itu bukan sekedar klub besar namun juga ikonik di Serie A Italia. Fiorentina juga jadi simbol bagi kota Florence.

Fiorentina bermarkas di Stadio Artemio Franchi yang dibangun pada 1931 dan memiliki kapasitas sekitar 47.290 penonton.

Stadion ini merupakan salah satu contoh terbaik arsitektur Italia abad ke-20, hasil rancangan arsitek ternama Pier Luigi Nervi.

Ciri paling ikonik dari stadion ini adalah Menara Marathon setinggi sekitar 70 meter yang menjulang di salah satu sisi stadion.

Pilar-pilar beton bergaya Romawi di pintu masuk menambah kesan megah, sementara desain tribun memungkinkan penonton mendapatkan pandangan sempurna dari hampir semua sudut.

Renovasi besar dilakukan jelang Piala Dunia 1990 dengan menghilangkan lintasan atletik dan menambah kapasitas kursi.

Gabriel Batistuta, Dewa Gol dari Florence

Baca Juga: Harapan Jay Idzes Bisa Ajak Rizky Ridho Main Bareng di Sassuolo

Tak mungkin membahas Fiorentina tanpa menyebut Gabriel Batistuta.

Striker asal Argentina itu adalah legenda terbesar dalam sejarah klub dan mendapat pemujaan hampir religius dari Curva Fiesole.

Batistuta bergabung dari Boca Juniors pada 1991 dan menjelma menjadi mesin gol paling ditakuti di Serie A, liga yang saat itu dikenal memiliki lini pertahanan terkuat di dunia.

Dalam sembilan musim bersama Fiorentina, Batistuta mencetak 168 gol dari 269 laga Serie A dan total 184 gol dari 318 pertandingan di Italia.

Diego Maradona bahkan menyebut Batistuta sebagai striker terbaik yang pernah ada. Julukan “Batigol” melekat berkat kekuatan, kecepatan, kemampuan duel udara, dan ketajamannya di kotak penalti.

Batistuta juga dikenal loyal. Ia bertahan saat Fiorentina terdegradasi ke Serie B dan membantu klub kembali ke Serie A pada musim 1992/1993. Meski tak pernah meraih Scudetto bersama La Viola, namanya abadi di Florence.

Era Kelam Fiorentina

Memasuki era 2000-an bisa dibilang sebagai era kelam bagi Fioretina. Klub dilanda badai finansial.

Meski telah menjual bintang-bintangnya seperti Gabriel Batistuta, Rui Costa, dan Francesco Toldo, kondisi keuangan klub tak kunjung membaik.

Fiorentina terdegradasi ke Serie B pada musim 2001–2002 dan akhirnya dinyatakan bangkrut karena gagal memenuhi kewajiban finansial.

Pada 1 Agustus 2002, klub dibentuk ulang dengan nama Fiorentina 1926 Florentia. Diego Della Valle kemudian mengambil alih dan mengubah nama klub menjadi Florentia Viola.

Dimulai dari Serie C2, Fiorentina langsung menjuarai kompetisi dan secara luar biasa dipromosikan ke Serie B, lalu kembali ke Serie A pada musim 2003–2004.

Pada musim ini, Fiorentina diambang terdegradasi. La Viola yang saat ini dlatih oleh Paolo Vanoli berada di dasar klasemen Serie A.

David de Gea dkk dari 16 pertandingan Serie A musim ini hanya mampu mengoleksi 9 poin, hasil dari 1 kali kemenangan, 6 kali hasil imbang dan 9 kali kalah.

Dari 16 pertandingan, La Viola juga hanya mampu mencetak 17 gol dan gawang de Gea sudah kebobolan 27 kali.

Kondisi ini sangat jauh berbeda dibanding musim lalu. Di musim 2024/2025, Fiorentina berhasil finish di peringkat ke-6.

Di tengah kondisi yang hancur lebur ini, Fiorentina seperti dilansir ari TuttoMercatoWeb diperparah dengan ketegangan dan kegelisahan di ruang ganti.

Penyerang asal Islandia, Albert Gudmundsson, disebut sebagai pemain pertama yang bersiap meninggalkan Artemio Franchi.

Gudmundsson tidak sendirian. Bek kanan asal Brasil, Dodô, juga dikabarkan siap mencari pelabuhan baru dalam beberapa pekan ke depan.

Keputusan ini dipicu oleh mandeknya negosiasi perpanjangan kontrak, meski performanya menarik minat sejumlah klub besar, baik dari Italia maupun luar negeri.

Melihat kondisi seperti ini, sepertinya di musim depan, Fiorentina sudah hampir pasti akan terdegradasi ke Serie B Italia.

Kontributor: M.Faqih

Load More