Suara.com - Seorang laki-laki tambun berdiri menunggu di sudut luar apartemen The Dakota, New York, Amerika Serikat, tepat pada hari ini, 8 Desember, 37 tahun silam. Ia tak memedulikan hawa dingin yang kian merasuk.
Penantiannya tak sia-sia. Satu pria berambut gondrong sebahu yang ditemani seorang perempuan yang juga berambut panjang, turun dari sebuah mobil persis di depan apartemen.
Setelah mangsanya jalan melewatinya, ia lantas menyeruak ke depan, mendekati kedua sejoli tersebut.
"Halo tuan Lennon," sapanya.
Detik-detik selanjutnya, pria itu tak lagi berkata-kata. Ganti pistol revolver kaliber 38 miliknya yang menyalak.
"Dor,dor,dor,dor,dor," lima kali ia menembak laki-laki berkaca mata dan berperawakan kurus tersebut. Empat peluru tepat bersarang di tubuh. Sementara satu peluru meleset.
Laki-laki yang ditembak itu rebah bersimbah darah. Ada darah yang terciprat ke kaca mata bulat khasnya. Sementara sang kekasih menjerit.
Ia sempat dibawa ke rumah sakit. Tapi selang sehari, 9 Desember 1980 malam, John Lennon dinyatakan wafat. Sementara sang pembunuh, Mark David Chapman, santai menenteng revolvernya ke polisi untuk menyerahkan diri.
"Malam itu, aku adalah sosiopat sejati, " kata Mark David Chapman, 36 tahun setelah peristiwa tersebut kepada Telegraph.
Pengakuannya itu ada benarnya. Sebab, pada pagi hari nahas tersebut, Chapman sempat mencegat John Lennon dan sang kekasih Yoko Ono, juga di depan apartemen The Dakota.
Chapman meminta Lennon mau menandatangani album ”Double Fantasy”, kumpulan lagu-lagu terbaru Lennon dan Yoko.
“Dia sempat bertanya kepadaku, ‘apakah ada yang lain kau mau?’ Kubilang aku ingin berfoto dengannya. Setelah berfoto, dia tersenyum kepadaku dan menaiki limo,” tuturnya.
Chapman benar-benar seorang fans berat Lennon ketika sang idola masih tergabung dalam band legendaris Inggris, The Beatles.
Laki-laki kelahiran Texas, 10 Mei 1955 itu, tumbuh kembang di tengah keluarga disiplin. Sang ayah anggota angkatan udara AS. Sementara sang ibu adalah perawat.
Karena sang ayah terlalu ketat mengatur hidupnya, Chapman mulai memberontak pada usia 14 tahun. Ia memakai narkoba, bolos sekolah, hingga minggat dari rumah. Pada masa-masa itu pula ia keranjingan The Beatles.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
Terkini
-
Leony Sebut Anggaran Bansos Tangsel Cuma Cukup Beli Sebungkus Mi Instan Setahun
-
Teka-teki Kehadiran Pratama Arhan di Sidang Ikrar Talak
-
Dituding Bercerai Karena Omongan Ibu, Tasya Farasya Bereaksi Keras: Gue Hajar Lu Breh!
-
Leony Tak Gentar Diajak Ngopi Wali Kota Tangsel Usai Bongkar Anggaran: Kenapa Takut?
-
Leony Bikin Geger Usai Bongkar Anggaran Tangsel, Awalnya Cuma Gabut
-
Yuni Shara Jajan Sambil Jongkok dan Ajak Ngobrol Pedagang, Sikapnya Bikin Salut
-
Jakarta World Cinema 2025 Dibuka, Filmmaker Lokal hingga Internasional Meriahkan Gelaran
-
NCT Dream Tutup Konser 2 Hari di JIS dengan Janji Album Baru dan Pujian Buat Rempah Indonesia
-
Konser Hari ke-2 NCT Dream Bikin Heboh, Member Ngomong Pakai Bahasa Indonesia dan Puji Fans Imut
-
Rayakan 5 Tahun Pacaran dengan Dul Jaelani, Tissa Biani: Sampai Tuhan Mempersatukan Kita