Entertainment / Film
Kamis, 13 November 2025 | 13:45 WIB
Sutradara Joko Anwar. [Suara.com/Tiara Rosana]
Baca 10 detik
  • Film Korea sudah banyak yang mendunia
  • Kesuksean film di kancah internasional tergantung ekosistem kreatif di negera itu sendiri
  • Ekosistem industri film Indonesia belum solid dan terencana

Suara.com - Industri film Korea Selatan telah menunjukkan taringnya di kancah global, bahkan berhasil memenangkan Piala Oscar melalui film "Parasite".

Kesuksesan ini seringkali memicu pertanyaan, mengapa film Indonesia belum mampu mencapai level yang sama dan bersaing dengan Hollywood maupun Korea?

Sutradara ternama, Joko Anwar, memberikan analisis tajamnya mengenai isu ini.

Menurutnya, kunci utama kesuksesan industri film suatu negara terletak pada ekosistem yang solid dan terencana.

Hal inilah yang ia lihat dimiliki oleh Korea Selatan, namun belum terbangun di Indonesia.

"Basically film itu secara industri, kalau misalnya kita mau sukses kan tergantung banget sama ekosistemnya," ujar Joko dalam sebuah siniar di kanal YouTube Risyad and Son, Rabu, 12 November 2025.

Sutradara "Perempuan Tanah Jahanam" itu menjelaskan bahwa Korea Selatan memiliki "grand plan" atau rencana besar yang melibatkan sinergi antara pemerintah, para konglomerat (chaebol), sekolah film, dan pelaku industri itu sendiri.

"Jadi, ada grand plan. Dibutuhkan memang, duduk bareng semua stakeholder perfilman Indonesia, untuk membuat grand plan," jelasnya.

Sebaliknya, ia menilai industri film di Tanah Air masih berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya rencana besar yang terintegrasi.

Baca Juga: Resmi Rilis Teaser, The Devil Wears Prada 2 Siap Tayang Mei 2026

Kurangnya dukungan sistematis ini menjadi salah satu penghambat utama.

"Kalau kita dibilang kenapa belum bisa bersaing, karena memang nggak ada grand plan kita sebagai industri film," katanya.

Joko juga menyoroti masalah regulasi yang memberatkan, seperti pajak berlapis yang harus ditanggung oleh para pembuat film, yang membuat industri film lokal semakin sulit untuk berkembang dan bersaing secara global.

Load More