Dia punya peluang bertahan bukan karena kemampuan, tetapi karena hidup sudah terlalu buruk sampai-sampai mati tidak lagi terasa sebagai ancaman yang besar.
Aksi yang Menggelegar Tapi Humornya Kadang Membingungkan
Sisi aksi film ini bekerja sangat baik, jelas, intens, dan tidak membuat kepala pusing.
Ketika film masuk mode "lari atau mati," saya terhibur, terhanyut, dan beberapa kali terpancing untuk duduk lebih tegak, meski saya tahu hasil akhirnya sudah dapat ditebak.
Humornya? Nah, di sinilah masalah muncul. Beberapa lelucon yang sukses bikin tertawa. Tapi banyak juga yang garing.
Ada kalanya saya tertawa karena lucu, dan ada pula momen ketika saya tertawa karena tidak tahu harus bereaksi bagaimana.
Rasanya seperti menonton teman yang berusaha menjadi lucu di grup, tapi kadang terlalu memaksakan.
Namun saya akui, jika itu bukan Glen Powell, beberapa dialog mungkin akan terasa seperti catatan latihan komedi stand-up yang belum matang.
Plot yang Menjanjikan Tapi Kurang Greget
Konsep dunia penuh propaganda, AI manipulatif, publik yang senang menghakimi, dan pemerintah yang dipimpin industri hiburan seharusnya menjadi tambang emas satir.
Tapi sayangnya, film ini memilih jalur aman. Semua ada, tetapi disajikan dengan sentuhan minimal.
Baca Juga: The Price of Confession: Jeon Do Yeon dan Kim Go Eun Terlibat Kasus Pembunuhan, Tayang d Netflix
Saya juga merasakan upaya film untuk lebih setia pada novel Stephen King, tapi usaha itu malah membuat struktur cerita terasa sedikit gemuk.
Beberapa subplot seperti numpang lewat, dan beberapa transisi terasa terburu-buru.
Film ini seperti roti lapis dengan isi berlimpah, tapi entah bagaimana rasa setiap lapisannya tidak sempat keluar sepenuhnya.
Sebagai tontonan popcorn, film ini berhasil. Sebagai aksi sci-fi dystopian, film ini cukup menghibur dan menyenangkan.
The Running Man adalah tontonan yang layak dinikmati sekali duduk. Intens, lucu sesekali, dan dipandu oleh aktor utama yang semakin solid.
Tapi jangan berharap pulang membawa renungan mendalam. Pada akhirnya, film ini adalah hiburan ringan tentang dunia yang kejam.
Berita Terkait
-
The Price of Confession: Jeon Do Yeon dan Kim Go Eun Terlibat Kasus Pembunuhan, Tayang d Netflix
-
Review Now You See Me: Now You Don't, Reuni Horsemen yang Kurang Greget
-
Inside Man: Perampokan yang Menampilkan Kejeniusan 3 Indvidu, Malam Ini di Trans TV
-
Sinopsis Film Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel, Diangkat dari Kisah Nyata!
-
Assassin's Creed Malam Ini di Trans TV: Visual Memukau tapi Sayang Plot Lemah
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Sinopsis The Snitch: Persaingan Panas Jaksa dan Polisi di Balik Kasus Narkoba
-
Sinopsis Jangan Buang Ibu, Film Tentang Nasib Ibu di Panti Jompo
-
Berburu Tiket Gala Premiere Film Alas Roban Diskon 50 Persen, War Mulai Hari Ini!
-
Goyang Maut di Panggung Bundaran HI, Lia Ladysta Tak Lupa Kirim Doa buat Korban Bencana
-
Gara-Gara Lukisan Ini, Muncul Isu Terbaru Aura Kasih dan Ridwan Kamil Sudah Menikah?
-
Agak Laen: Menyala Pantiku! Jadi Film Indonesia Ketiga yang Tembus 10 Juta Penonton
-
8 Rekomendasi Film Hollywood Bernuansa Tahun Baru yang Tak Lekang Waktu
-
Top 10 Film Netflix Indonesia Terpopuler Akhir 2025, Jumbo Nomor Satu
-
5 Fakta Menarik Undercover Miss Hong, Park Shin Hye Comeback dengan Peran Ganda
-
9 Film Horor Asia Terbaik 2025, Didominasi Thailand dan Indonesia