-
LMKN melibatkan para musisi dan pencipta lagu untuk memantau langsung penggunaan karya mereka karena banyak tempat usaha belum patuh membayar royalti.
-
Pemilik kafe disebut sering menghindar dari kewajiban, bahkan ada yang mengorbankan penyanyi kafe agar menghadapi petugas royalti, padahal tanggung jawab ada pada pemilik usaha.
-
Ironi muncul ketika musisi jalanan justru ingin membayar royalti, sementara banyak pengusaha besar mangkir, sehingga LMKN menekankan pentingnya kesadaran dan perlindungan hak ekonomi pencipta lagu.
Suara.com - Masalah royalti musik di Indonesia seolah tak ada habisnya. Meski regulasi sudah ditegakkan, kepatuhan para pelaku usaha, mulai dari kafe, restoran, hingga hotel, masih menjadi pekerjaan rumah yang besar.
Menyikapi hal ini, Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) kembali mengambil langkah tegas dengan melibatkan langsung para musisi dan pencipta lagu untuk turun tangan memantau penggunaan karya mereka di lapangan.
Pada Selasa, 18 November 2025, perwakilan LMKN yang juga merupakan bassis grup band legendaris Jikustik, Aji Mirza Hakim alias Icha, buka suara terkait strategi baru lembaganya.
Dalam wawancara via telepon, Icha membenarkan bahwa LMKN kini mengajak para pencipta lagu untuk aktif "mengintai" dan melaporkan tempat usaha yang memutar lagu mereka.
Langkah ini diambil bukan tanpa alasan. Menurut Icha, pemerintah melalui LMKN memiliki kewajiban melindungi hak ekonomi warganya, khususnya para pekerja seni.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan masih banyak tempat usaha yang belum comply atau patuh terhadap aturan pembayaran royalti, meskipun undang-undang dan peraturan menteri sudah jelas mengatur hal tersebut.
"Intinya LMKN itu kan adalah lembaga bantu negara. Jadi dalam hal ini pemerintah itu berkewajiban melindungi rakyatnya. Nah bagi para pekerja seni, itu ada hak-hak mereka yang memang harus mereka nikmati," ujar Icha Aji kepada awak media.
Musisi 49 tahun ini menjelaskan bahwa keterlibatan langsung pencipta lagu diperlukan untuk membantu kinerja LMKN demi terciptanya ekosistem musik yang sehat.
Dia mengungkapkan bahwa sudah ada beberapa musisi yang mulai mengirimkan bukti foto dan lokasi tempat usaha yang memutar lagu mereka.
Baca Juga: Soleh Solihun Soroti 'Jakarta Sentris', Dorong Kunto Aji Wujudkan Jambore Musisi Nasional
"Mungkin tidak semuanya tempat-tempat usaha itu masih comply sama aturan-aturan yang ada. Jadi kita juga memang masih perlu kerja sama dengan beberapa pencipta, beberapa musisi yang lain demi tercapainya ekosistem yang baik," tambahnya.
Yang mengejutkan, Icha membeberkan fakta miris mengenai perilaku sejumlah pemilik kafe. Alih-alih membayar kewajiban royalti, beberapa pengusaha justru 'buang badan' dan mengorbankan para penyanyi kafe (home band) yang bekerja di tempat mereka.
Ada indikasi pemilik kafe mengancam penyanyi untuk berhadapan langsung dengan petugas collecting royalti jika ingin tetap manggung di sana.
Padahal, menurut Icha, tanggung jawab pembayaran royalti sepenuhnya ada di tangan pemilik tempat usaha yang menikmati keuntungan ekonomi dari suasana yang dibangun oleh musik tersebut, bukan penyanyinya.
"Bahkan memang ada beberapa pemilik kafe yang juga bahkan indikasinya mengancam para penyanyi-penyanyi kafe untuk langsung berhadapan dengan pihak terkait di dalam hal ini pengkolektingan, biar agar mereka bisa tetap bermain di kafe tersebut," ungkap Icha.
Sang musisi menegaskan bahwa para penyanyi kafe hanya menjalankan profesi mereka dan tidak memiliki tanggung jawab atas hak cipta lagu yang dibawakan.
Berita Terkait
-
Jadi Ikon Festival Nyanyian Anak Negeri, Dul Jaelani Jadi Saksi Munculnya Bakat Baru Generasi Muda
-
Sapa Fans Jelang Konser di Jakarta, eaJ: Tolong Rusakin Lagi Earphoneku
-
Spesial Valentine, Josh Groban Bakal Konser di Jakarta Tahun Depan dan Gandeng Raisa
-
Kisah Iwan Fals: Dulu Bolos Sekolah Demi Gitar Hingga Jadi Guru Karate Sejak 1987
-
Setahun Vakum Demi Anak, Fiersa Besari Umumkan Comeback: Sampai Jumpa di Panggung!
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
Terkini
-
Sarwendah-Ruben Onsu Makin Panas, Dari Isu Penagih Utang ke Tudingan Halangi Bertemu Anak
-
Insiden Memalukan Skena Musik Bawah Tanah di Batu: Kritik untuk Mentalitas "Baper"
-
Jadi Ikon Festival Nyanyian Anak Negeri, Dul Jaelani Jadi Saksi Munculnya Bakat Baru Generasi Muda
-
Sapa Fans Jelang Konser di Jakarta, eaJ: Tolong Rusakin Lagi Earphoneku
-
Miris, Legenda Timnas Cristian Gonzales Dianggap Suporter dan Diusir dari Lift Saat Hadiri Laga
-
El Rumi Ungkap Alasan Pilih Syifa Hadju Jadi Istri, Singgung Perubahan Religius
-
Dituding Pelit di Tengah Proses Cerai, Deddy Corbuzier Emosi: Mikir Aja Deh Pakai Otak
-
Nathalie Holscher Ungkap Saweran Terbanyak yang Pernah Diterima, Bukan dari Kelab Malam
-
Spesial Valentine, Josh Groban Bakal Konser di Jakarta Tahun Depan dan Gandeng Raisa
-
Tak Mau Disangka Settingan, Amanda Manopo Tegas Bantah Kasihani Fajar Sadboy