Entertainment / Film
Minggu, 07 Desember 2025 | 12:16 WIB
Cast dan sutradara film Suka Duka Tawa (Suara.com/Rosiana)
Baca 10 detik
  • Teuku Rifnu Wikana keluar dari citra antagonis dengan memerankan ayah penuh luka di Suka Duka Tawa.

  • Peran Keset menuntut lapisan emosi kompleks: komedi, tragedi, sekaligus kehangatan.

  • Film ini jadi pembuktian Rifnu mampu memainkan drama dengan kedalaman emosional.

Suara.com - Film Suka Duka Tawa garapan sutradara Aco Tenriyagelli resmi ditayangkan perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 pada Sabtu (6/12/2025).

Menjadi film penutup JAFF ke-20, drama keluarga ini menghadirkan deretan aktor papan atas seperti Teuku Rifnu Wikana, Marissa Anita, dan Rachel Amanda.

Mengangkat kisah konflik keluarga, Suka Duka Tawa menyoroti luka yang ditinggalkan seorang ayah bagi istri dan anaknya, serta trauma yang diberikan ibu kepada anaknya.

Rifnu Wikana dipercaya memerankan Hasan atau Keset, sosok ayah yang memilih meninggalkan keluarga dengan keyakinan bahwa itu adalah jalan terbaik.

Karakter Ayah yang Absen, tapi Tetap Menaruh Perhatian

Hasan digambarkan sebagai komedian senior yang cukup populer dengan jargon “Set Buset”. Namun di balik panggung, ia adalah suami dari Ibu Cantik (Marissa Anita) dan ayah dari Tawa (Rachel Amanda) yang tidak pernah hadir bagi keluarganya.

Meski diam-diam masih menaruh perhatian, tindakannya tidak pernah terlihat oleh istri dan anak. Akibatnya, Ibu Cantik menyimpan kebencian, sementara Tawa tumbuh dengan rasa marah dan kecewa.

Kehilangan figur ayah membuat Tawa harus bekerja keras demi menghidupi dirinya dan sang ibu. Bahkan, pengalaman pahit itu ia jadikan materi lawakan di panggung stand up comedy.

Luka Ayah yang Tak Pernah Terucap

Baca Juga: Netflix Resmi Akuisisi Warner Bros Senilai Rp1.340 Triliun, Apa Dampaknya?

Pada konferensi pers di XXI Empire Jogja, Rifnu Wikana menekankan bahwa karakter Keset merefleksikan dilema banyak ayah di keluarga.

“Kadang-kadang kita di dalam keluarga itu kan punya keinginan sama, yaitu membahagiakan anak istri, murah rezeki, sehat. Tapi lingkungan sering memberi desakan, bukan butuh kesabaran, melainkan bukti. Akhirnya jadi api dalam sekam, keluarga tidak harmonis, konflik berkepanjangan,” ungkap Rifnu.

Pria yang kerap berperan sebagai tokoh antagonis ini menambahkan, bahwa tekanan dan omelan membuat tokoh Keset memilih pergi.

“Dia pikir itu baik, karena mungkin itu yang diinginkan istrinya,” ujarnya.

Tantangan Membongkar Citra Lama

Bagi Rifnu, memerankan Keset bukan sekadar peran baru, melainkan tantangan besar dalam kariernya. Sejak debut di Mengejar Matahari (2003), ia jarang mendapat kesempatan memainkan karakter dengan lapisan emosi kompleks.

Load More