Foto / Lifestyle
Selasa, 08 November 2022 | 11:00 WIB
Orang-orang yang melepaskan balon udara panas yang dilampirkan dengan kembang api selama Festival Cahaya Tazaungdaing di Pyin Oo Lwin, Mandalay, Myanmar, Minggu (6/11/2022).
Orang-orang bersiap untuk melepaskan balon udara panas berbentuk beruang kutub selama Festival Cahaya Tazaungdaing di Pyin Oo Lwin, Mandalay, Myanmar, Minggu (6/11/2022). [AFP]
Orang-orang bersiap untuk melepaskan balon udara panas berbentuk kura-kura selama Festival Cahaya Tazaungdaing di Pyin Oo Lwin, Mandalay, Myanmar, Minggu (6/11/2022). [AFP]
Seorang warga memegang obor yang menyala saat ia melepaskan balon udara panas dengan kembang api selama Festival Cahaya Tazaungdaing di Pyin Oo Lwin, Mandalay, Myanmar, Minggu (6/11/2022). [AFP]
Orang-orang yang mempersiapkan lentera untuk dipasang pada balon udara selama Festival Cahaya Tazaungdaing di Pyin Oo Lwin, Mandalay, Myanmar, Minggu (6/11/2022). [AFP]
Orang-orang yang mempersiapkan lentera untuk dipasang pada balon udara selama Festival Cahaya Tazaungdaing di Pyin Oo Lwin, Mandalay, Myanmar, Minggu (6/11/2022). [AFP]
Seorang anak laki-laki melepaskan balon udara panas kecil selama Festival Cahaya Tazaungdaing di Pyin Oo Lwin, Mandalay, Myanmar, Minggu (6/11/2022). [AFP]

Suara.com - Orang-orang yang melepaskan balon udara panas yang dilampirkan dengan kembang api selama Festival Cahaya Tazaungdaing di Pyin Oo Lwin, Mandalay, Myanmar, Minggu (6/11/2022). Myanmar kembali mengadakan festival balon udara panas selama lima hari mulai Jumat (4/11) setelah absen selama dua tahun akibat pandemi COVID-19.

Sekitar 76 balon udara panas dalam tiga kategori utama bersaing dalam acara tahun ini, yang berlangsung hingga Selasa (8/11), di Kota Pyin Oo Lwin, Myanmar. Festival balon udara ini sekaligus untuk merayakan festival cahaya Tazaungdaing atau Tazaungdaing Lighting Festival yang jatuh pada Senin (7/11).

Festival Cahaya Tazaungdaing di Myanmar sendiri diadakan pada hari bulan purnama Tazaungmon, atau bulan kedelapan dalam kalender Myanmar, yang menandai akhir musim hujan serta akhir musim Kathina, saat para biksu diberi jubah baru dan derma.

Festival balon udara panas tahunan yang dimulai pada 2005 tersebut diselenggarakan untuk mendorong sektor pariwisata, membantu pembangunan daerah, dan meningkatkan ekonomi daerah. [AFP] [Suara.com/ALfian Winanto]

Load More