Foto / News
Selasa, 18 November 2025 | 19:51 WIB
Aktivis Greenpeace membentangkan spanduk saat menggelar aksi damai di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang di Jakarta, Selasa (18/11/2025). [ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU]
Aktivis Greenpeace membentangkan spanduk saat menggelar aksi damai di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang di Jakarta, Selasa (18/11/2025). [ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU]
Aktivis Greenpeace membentangkan spanduk saat menggelar aksi damai di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang di Jakarta, Selasa (18/11/2025). [ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU]

Suara.com - Aktivis Greenpeace membentangkan spanduk saat menggelar aksi damai di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang di Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes terhadap inkonsistensi kebijakan energi nasional, secara simbolis menunjukkan bahwa janji iklim global harus diwujudkan dengan target iklim yang ambisius, dengan menghentikan ketergantungan terhadap energi fosil, seperti pengembangan energi gas fosil sebagai energi transisional.

Saat aksi, para aktivis membentangkan spanduk untuk menyoroti inkonsistensi kebijakan energi nasional yang masih mengandalkan bahan bakar fosil, termasuk gas, sebagai solusi transisi energi. Mereka menyerukan penghentian ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Greenpeace Indonesia menyebut penggunaan gas fosil secara berkelanjutan akan membawa kerugian ekonomi, sosial, dan lingkungan yang signifikan dalam jangka panjang. Mereka mendesak percepatan investasi energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Aksi ini bertepatan dengan berlangsungnya Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30 di Belem, Brasil. [ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU]

Load More