Suara.com - Stres biasa terjadi dalam kehidupan seseorang. Anak-anak stres karena tugas sekolah atau lingkungan baru. Sedangkan orang dewasa stres karena pekerjaan mereka, aneka tagihan, merawat anak dan banyak masalah lainnya. Stres juga masih menghinggapi mereka yang berusia lanjut, bahkan mereka yang sudah pensiun dari pekerjaannya. Jadi bisa dikatakan stres dihadapi semua orang dari berbagai tingkatan usia.
Pada mereka yang sudah berusia lanjut, potensi mengalami stres lebih besar dibanding tingkat usia lainnya. Jenis ketegangan pada orang yang lebih tua karena berbagai kontribusi yang unik, seperti hilangnya pasangan atau teman-teman. Hidup sendiri dapat meningkatkan rasa terisolasi.
Maka tak jarang, tugas-tugas sederhana dari kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan stres pada mereka yang berusia lanjut, terutama yang mengalami keterbatasan fisik atau medis. Efek stres kadang-kadang dapat memperburuk kondisi kesehatan sehingga menambah kekhawatiran.
Stres dapat hadir dalam berbagai cara. Berikut lima tanda yang paling umum untuk mendeteksi orang tua yang kita kasihi mengalami stres:
1. Pola makan berubah
Ini bisa saja makan berlebihan atau malah kehilangan nafsu makan sama sekali.
2. Kondisi emosi yang berubah-ubah
Orang tua yang stres mungkin lebih sensitif dan jika dibiarkan mereka bisa depresi atau sedih berlebihan.
3. Daya ingat menurun
Stres pada mereka yang berusia lanjut bisa mempercepat proses menurunnya daya ingat. Mereka jadi leih cept lupa nama dan peristiwa. Ini akan terjadi secara alami sebenarnya, tetapi stres akan membuat semua itu datang lebih cepat.
Kurangnya konsentrasi dapat menjadi masalah. Beberapa orang lanjut usia dapat mengambil keputusan yang buruk, seperti pengeluaran berlebihan dalam kondisi keuangan mereka yang terbatas.
4. Kondisi fisik menurun
Mereka menjadi lebih mudah jatuh sakit. Selain itu akan mengalami perubahan pola tidur dan sering terbangun di malam hari, bisa dicurigai sebagai tanda-tanda stres.
5. Menarik diri
Orang tua yang stres yang luar biasa sering mengisolasi diri, dan menolak untuk bersosialisasi dengan orang lain. Mereka juga enggan berpartisipasi dalam kegiatan yang sebenarnya bisa mereka nikmati di hari tuanya. (comfortkeepers.com)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut