Suara.com - Setelah sebulan penuh berpuasa, orang-orang pun kembali ke pola makan yang normal. Tetapi ternyata tubuh, khususnya sistem pencernaan, butuh waktu untuk beradaptasi dengan setiap perubahan dalam kebiasaan makan.
Untuk alasan ini, penting untuk mengakhiri puasa secara 'bertahap' dalam arti tidak melakukan perubahan drastis yang membuat sistem bekerja keras. pencernaan. Berikut adalah beberapa tips untuk perubahan secara bertahap itu.
Yang pertama adalah jangan langsung menghajar makanan yang banyak mengandung lemak dan gula. Pasalnya, dua zat ini sering menyebabkan masalah pencernaan karena memakan waktu lebih lama untuk dicerna.
Gula dan lemak tetap berada dalam perut untuk jangka waktu yang panjang dan bisa menyebabkan gangguan lambung, gangguan pencernaan, perut kembung dan mulas. Ketika kembali ke kebiasaan makan normal, mulai dengan makanan ringan dan pilih memasak dengan bahan-bahan sehat.
Sering makan makanan kecil. Alasannya, semakin besar makanan, semakin lama waktu yang dibutuhkan perut untuk mencernanya. Sering mengonsumsi makanan kecil akan memudahkan perut untuk bekerja sekaligus akan merangsang metabolisme. Lebih baik untuk menjaga jeda waktu antara makan 3-4 jam ketimbang 6-7 jam.
Pilih bahan yang sehat seperti, sayur dan buah-buahan. Selain itu pilih potongan lebih ramping dan buang lemak sebelum memasak. Gagasan lain yang baik adalah dengan menambahkan makanan yang mengandung gula alami seperti buah-buahan atau buah-buahan kering.
Memilih metode memasak yang sehat. Ketimbang menggoreng makanan, lebih baik memanggang atau membakar. Hindari juga, terlalu matang saat memasak ikan dan sayuran, karena panas yang berlebihan akan menyebabkan hilangnya vitamin dan mineral penting.
Kurangi konsumsi garam. Garam dapat diganti dengan bumbu dan rempah-rempah seperti peterseli, thyme, rosemary, bubuk ketumbar, merica bubuk, bubuk cabai dan air jeruk nipis.
Bumbu dan rempah-rempah kaya akan antioksidan, vitamin, mineral, minyak sehat dan beberapa juga memiliki sifat anti-bakteri. Ini menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan garam. (thehealthsite.com)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal