Suara.com - Banyak orang gemar menyantap mie instan.
Rasanya yang gurih lezat, serta cara membuatnya yang praktis dan cepat, membuat makanan ini menjadi favorit mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Namun perlu Anda ketahui bahwa terlalu sering menyantap mie instan dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes, jantung dan stroke.
Sebuah studi terkini yang dilakukan peneliti Korea Selatan (Korsel) menemukan bahwa perempuan yang mengonsumsi lebih banyak mie instan kemungkinan akan mengalami metabolic syndrom, terlepas sebanyak apa pun mereka berolahraga.
Manusia dengan metabolic syndrom, kata peneliti akan memiliki tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, dan meningkatnya risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
"Meskipun mie instan adalah makanan yang mudah dan cepat disajikan serta lezat, tapi makanan ini memiliki sodium yang tinggi dan lemak jenuh yang tidak sehat," ujar Hyun Shin, kandidat doktor di Harvard School of Public Health di Boston, Amerika Serikat.
Kesimpulan tersebut didapat setelah Shin dan rekan-rekannya di Baylor University dan Harvard University menganalisis kesehatan dan proses diet yang dilakukan oleh hampir 11 ribu orang dewasa usia 19-64 tahun di Korea Selatan.
Para peserta melaporkan apa yang mereka makan, entah itu makanan sehat tradisional atau fast food, serta berapa kali seminggu mereka makan mie instan.
Hasil studi menunjukkan bahwa perempuan yang makan mie instan dalam dua kali seminggu akan memiliki risiko berbahaya seperti risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes, daripada mereka yang jarang atau bahkan tidak pernah makan mie instan sama sekali.
"Mie instan mengandung lemak, garam, dan kalori yang sangat tinggi. Hal ini bisa berpengaruh buruk bagi kesehatan," kata Lisa Young, seorang nutritionist dan profesor dari New York University.
Untuk mencegah risiko tersebut, ia menyarankan untuk tidak mengonsumsi mie instan setiap hari, mengontrol porsinya, dan mencampur mie instan dengan sayur agar lebih sehat. (Live Science)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci