Suara.com - Program Pangan dunia (WFP) mengatakan bahwa uji klinis vaksin Ebola di Afrika Barat bisa dimulai Januari 2015.
Ini merupakan respon cepat PBB menghadapi krisis Ebola.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan bahwa bukti yang dipelajari sebelumnya bahwa Ebola tidak memiliki pengobatan, obat atau vaksin, tidak lagi sepenuhnya akurat.
WHO mengutip sejumlah vaksin kandidat yang menjalani uji klinis serta uji klinis terapi pertama - mungkin kuratif - transfusi darah utuh atau plasma darah dari pasien sembuh yang dijadwalkan akan dimulai segera di Liberia, sesuai dengan pedoman teknis WHO.
WFP Executive Director Ertharin Cousin, selama kunjungan tiga hari ke Sierra Leone, memanggil seluruh mitra di dunia untuk bekerja sama mengatasi kebutuhan dasar mereka yang terpengaruh oleh krisis kesehatan.
Hingga kini, WFP telah memberikan bantuan makanan kepada 1,3 juta orang dan layanan kepada seluruh upaya kemanusiaan di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
"Apa yang saya pelajari di Sierra Leone adalah bahwa masyarakat internasional telah membuat banyak kemajuan dalam memenuhi kebutuhan para korban krisis ini, tetapi kita semua memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kita perlu meningkatkannya, kita perlu untuk mendapatkan yang lebih baik, kita perlu melakukan lebih cepat," kata Ms Cousin.
Lebih lanjut ia mengatakan: "Kita perlu memastikan bahwa setiap orang bergabung bersama-sama hari ini untuk membuat perbedaan yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran penyakit mematikan ini," katanya.
Dia juga memuji lelaki dan perempuan pemberani memerangi penyakit di lini depan.
WHO mengatakan menyambut positif Swissmedic, pihak otoritas Swiss untuk produk terapi, yang melakukan percobaan kedua vaksin eksperimental Ebola.
"Sidang akan dipimpin oleh University Hospitals of Geneva, Jika dinilai aman, uji coba skala yang lebih besar akan dibawa ke negara-negara Afrika pada awal Januari 2015," kata WHO dalam siaran persnya.
Menurut WHO, vaksin eksperimental akan diuji pada sukarelawan sehat, beberapa di antaranya akan ditempatkan sebagai staf perawatan kesehatan dalam memerangi epidemi Ebola di Afrika Barat.
"Percobaan ini menunjukkan mobilisasi hampir belum pernah terjadi sebelumnya pada bagian dari negara, lembaga kesehatan dan industri untuk menyingsingkan lengan baju dan membantu untuk mengekang epidemi Ebola," kata Dr Marie-Paule Kieny, Asisten Direktur Jenderal untuk Sistem Kesehatan dan Inovasi.
WHO mengatakan analisis data klinis didukung bahwa pasien yang lebih tua dari 40 tahun hampir 3,5 kali lebih mungkin meninggal akibat ebola dibandingkan mereka yang berusia kurang dari 40 tahun. (Zeenews)
Berita Terkait
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
IDAI Ingatkan: Jangan Berangkat Liburan Akhir Tahun Sebelum Cek Vaksin Anak!
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
Who Am I?: Salah Satu Film Paling Berbahaya Jackie Chan, Malam Ini di Trans TV
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia