Suara.com - Menguasai bahasa asing tak hanya penting untuk pendidikan dan kompetisi di dunia kerja, namun teternyata juga bagus untuk perkembangan otak.
Menurut sebuah penelitian terbaru dari Northwestern University, menguasai bahasa asing lebih dari satu melatih otak lebih siap untuk menghadapi tantangan berpikir lainnya.
1. Latihan untuk otak
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan secara online di jurnal Brain and Language, pemimpin peneliti Dr Viorica Mariann dan timnya menggunakan Fungsional Magnetik Resonance Imaging, fMRI, untuk melihat bagian otak yang aktif pada individu yang bisa berbicara lebih dari satu bahasa. Para relawan diminta untuk melakukan tugas-tugas pemahaman bahasa.
Tugas ini termasuk mendengar kata dan kemudian diminta untuk melihat foto yang sesuai. Hasilnya mereka yang memiliki kemampuan beberapa bahasa asing mampu memproses beberapa kata dengan lebih cepat, terutama dua kata yang punya arti sama dalam dua bahasa itu. Mereka juga diketahui lebih mudah berkonsentrasi meski dalam kondisi bising ataupun gaduh dibanding orang yang menguasai satu bahasa.
"Orang yang menguasai dua bahasa maka secara tidak sadar melatih otaknya untuk berpindah dari satu bahasa ke bahasa lain dalam waktu yang sangat cepat, bahkan hitungan detik," kata Mariann.
2. Menguasai setidaknya satu bahasa asing juga bermanfaat
Mariann menambahkan bahwa jika memang hanya satu bahasa asing yang mampu dikuasai seseorang tentunya hal ini juga membawa manfaat. "Ini bukan hanya berbicara tentang bahasa kedua yang dapat melatih otak, proses belajar ini juga bermanfaat," katanya.
Bagi sebagian besar orang yang sudah dewasa, merasa mustahil bisa menguasai bahasa asing dalam waktu singkat. Menanggapi hal ini, Dr Robert DeKeyser, seorang profesor Bahasa Asing di University of Maryland, semua orang memiliki bakat yang berbeda-beda untuk belajar bahasa asing sehingga Anda tak perlu berkecil hati jika orang lain lebih mudah menyerap dibanding Anda.
3. Cara menguasai bahasa asing
Hampir setiap orang dapat belajar bahasa asing dengan motivasi dan ketekunan. Yang terpenting, kata Mariann rutin dan konsisten melakukannya. Jangan sampai melewatkannya meski hanya satu hari agar tidak menjadi kebiasaan dan akhirnya terabaikan.
"Bisa dengan mendengarkan musik, menonton film, membaca buku, dan mengunjungi website dalam bahasa yang sedang Anda pelajari. Atau bisa juga dengan melakukan perjalanan ke negara-negara yang menggunakan bahasa itu. Anda juga bisa menjalin persahabatan dengan orang yang telah menguasai bahasa itu," kata Marian.
Belajar bahasa asing, menurutnya harus menyenangkan dan tidak membosankan. Walau tidak membuat kita imun terhadap penyakit alzheimer, tetapi orang yang bilingual ternyata penyakitnya lebih lama muncul dibanding orang yang bicara satu bahasa.
Mereka yang menguasai dua bahasa juga memiliki hasil tes memecahkan masalah yang lebih baik. "Manfaat hanya dapat dilihat setelah satu semester belajar bahasa asing. Tak ada kata terlambat untuk memulainya," tutup Mariann. (Medical Daily)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat