Suara.com - Memasuki Januari di mana curah hujan mulai tinggi, biasanya ditandai pula dengan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hal ini terjadi karena adanya potensi peningkatan pertumbuhan jentik nyamuk aedes aegypti, si pembawa virus dengue. Beranjak dari kondisi inilah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran penyakit yang diprediksi meningkat pada musim penghujan seperti sekarang ini.
"Kita semua perlu waspada dan perlu lebih mengenal penyakit ini, serta mencegah dan menanggulanginya dengan baik,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, Prof Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (6/1/2014).
Ia membeberkan kasus DBD pada 2014, mencapai 71.668 kasus di 34 provinsi, di mana 641 jiwa meninggal dunia. Meski angka tersebut lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yakni 112.511 kasus dengan jumlah korban meninggal 871 jiwa, Prof Tjandra mengatakan bukan berarti terjadi penurunan kasus.
DBD, lanjut dia, disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Biasanya kasus penyakit DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan tak jarang menyebabkan kejadian luar biasa (KLB).
"Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular. Ini terjadi karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan," imbuhnya.
Pencegahan dengan PSN dan 3M Plus
Masyarakat, jelas Tjandra, perlu mewaspadai dan mengantisipasi serangan penyakit DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah. Antara lain melalui peningkatan Gerakan Jumat Bersih untuk membrantas sarang dan jentik-jentik nyamuk.
Menurutnya, pencegahan demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup dan Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
"3M itu harus dilengkapi dengan Plus, yakni tindakan pencegahan misalnya dengan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah," jelas Prof Tjandra.
Selain itu, hindari pula kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk juga bisa mencegah kemungkinan nyamuk aedes (Ae) bersarang.
PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba seiring dengan meningkatnya curah hujan yang dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga seringkali menimbulkan KLB pada musim ini.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh