Suara.com - Diet rendah karbohidrat selama ini dijalani seseorang untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Namun, cara ini mendapatkan perhatian serius bagi para ahli gizi yang menganggap bahwa diet rendah karbo akan mengurangi asupan serat harian sehingga dapat memicu masalah kesehatan lainnya.
Dalam diet rendah karbohidrat, seseorang umumnya menghindari asupan kentang. Padahal menurut survei terbaru yang dilakukan oleh National Diet and Nutrition Survey, hal ini merupakan kabar buruk bagi kesehatan pencernaan seseorang.
Kentang menyediakan 12 persen dari kebutuhan serat orang dewasa, di mana dua kali lipatnya bisa kita dapatkan melalui sereal saat sarapan dan 30 persennya biasa didapat dari roti tawar gandum.
Kentang merupakan sumber serat terpenting bagi remaja usia 11-18 tahun untuk mendapatkan 15 persen serat dari asupan makanan sehari-hari mereka. Serat menyimpan manfaat penting bagi kesehatan, bahkan beberapa studi menyebutkan bahwa konsumsi serat yang cukup dapat membantu tubuh mengurangi risiko penyakit jantung, dan kanker.
Selain itu, konsumsi serat dapat memperlancar sistem pencernaan yang ditandai dengan buang air besar (BAB) yang teratur dan menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat mengontrol berat badan.
Kentang selama ini dipercaya mengandung kalori yang besar sehingga dapat berkontribusi untuk kenaikan berat badan seseorang. Kenyataannya kentang justru rendah kalori dan bebas lemak sehingga hanya memberikan 6 persen asupan energi untuk orang dewasa, lebih rendah dibanding roti tawar.
Tapi serat bukan satu-satunya manfaat yang ditawarkan salah satu jenis umbi ini. Kentanh juga merupakan sumber kalium sehingga membantu menjaga tekanan darah tetap normal.
Scientific Advisory Committee on Nutrition (SACN) merekomendasikan setengah dari asupan kalori sesorang berasal dari karbnohidrat, terutama kentang dan sereal gandum.
"Perlu ada perubahan pada pola diet di mana karbohidrat sebagai sumber energi tidak perlu dihindari sama sekali, tapi carilah sumber karbohidrat yang rendah kalori dan tinggi serat. Asupan serat penting bagi tubuh yang biasanya didapat dari biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan," kata pengurus SACN. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat