Suara.com - Spesialis jantung Prof Harry Suryapranata mengatakan, manajemen waktu yang baik akan dapat mengurangi risiko kematian akibat serangan jantung.
"Faktor waktu sangat penting sekali, kalau lebih dari enam jam pasien serangan jantung baru ditangani risikonya besar sekali," kata Harry saat peluncuran pusat jantung terpadu Cardiology Centre Siloam Simatupang di Jakarta, Kamis (26/2/2015).
Dia menyatakan, tiap 30 menit keterlambatan (delay) waktu penanganan setelah serangan jantung, risiko kematian 75 persen meningkat.
Pimpinan Cardiology Centre Siloam itu mengatakan, jantung manusia mampu bekerja tanpa henti selama 87 tahun dengan hanya disuplai oleh tiga pembuluh darah, karena itu harus dijaga dengan baik.
Ciri umum penyakit jantung antara lain nyeri luar biasa di daerah dada, terutama sebelah kiri, sakit rahang, sakit gigi, dan sakit kepala, sesak napas, mual, muntah, keringat berlebih, rasa panas di daerah jantung, gangguan pencernaan, nyeri pada lengan dan rasa tidak enak badan.
Dia menyebutkan, terkadang salah satu ciri serangan jantung itu diartikan oleh orang-orang hanya berupa gejala masuk angin.
"Saya pendidikan dokternya di luar negeri dan saya tidak kenal itu penyakit masuk angin dan dikerok," katanya.
Harry mengisahkan, orangtua sahabatnya mengalami gejala masuk angin dan dikerok namun setelah diperiksa ternyata serangan jantung ringan akibat penyumbatan pembuluh darah.
Untuk menghilangkan sumbatan tersebut diberikan obat pengencer darah, namun beberapa jam kemudian orangtua tersebut meninggal dunia akibat pendarahan di punggung.
"Sebenarnya dengan penanganan yang tepat risiko kematian akibat serangan jantungnya kecil sekali karena berupa serangan ringan," jelasnya.
Untuk itu dia mengatakan, manajemen waktu dimana penanganan pascaserangan jantung harus segera dilakukan agar pasien cepat ditangani.
"Pesan saya agar transportasi kita semakin baik sehingga pasien dimana saja bisa dijemput sehingga cepat ditangani," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Jorge Costa, Eri Irianto dan 4 Pemain yang Meninggal Akibat Serangan Jantung
-
Innalillahi! Cristiano Ronaldo Bagikan Kabar Duka Cita
-
Serangan Jantung Jadi Penyebab Terbanyak Kematian Jemaah Haji RI di Tanah Suci
-
Serangan Jantung Bisa Balik Lagi dalam 5 Tahun, Ini Cara Ampuh Menurunkan Risikonya
-
Automated External Defibrillator, Selamatkan Nyawa Bila Terjadi Serangan Jantung Saat Olahraga
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan