Suara.com - Sejak dulu, pijat bayi telah dipercaya memiliki banyak manfaat. Terlebih pada bayi prematur atau yang lahir dari operasi caesar, karena cenderung mengalami syok ketika lahir.
Menurut Mia Sa'adah, instruktur pijat bayi dari The Bubu Institute, hal ini dapat meningkatkan berat badan bayi hanya dalam waktu satu bulan.
"Pijat bayi itu bermanfaat bagi optimalisasi tumbuh kembangnya. Selain itu, banyak manfaat lain yang bisa didapatkan dengan memijat bayi pada anak masing-masing. Karena orangtua adalah terapis terbaik untuk pijat bayi," kata Mia.
Pijat bayi disebut sebagai altenatif pengobatan pada anak sehingga meningkatkan daya tahan tubuhnya. Tidur anak pun dapat menjadi lebih berkualitas karena mereka merasa rileks dan nyaman.
Manfaat lainnya adalah dapat mengurangi tangisan sehingga mereka tidak rewel, meningkatkan fungsi pernapasan dan konsentrasi mereka, merangsang fungsi pencernaan dan pembuangan, serta meningkatkan sirkulasi darahdan kelenjar limfatik.
"Dengan pijat bayi, sejak dini, anak sudah diajarkan berkomunikasi dengan orang terdekat dan menimbulkan bonding attachment antara orangtua dan anak," kata dia lagi.
Melakukan pijat bayi pada anak, lanjutnya, bsa dilakukan mulai anak berusia 2 bulan hingga balita. Tentunya ini disesuaikan dengan gerakan dan tekanannya yang berbeda-beda.
"Untuk melakukannya, tentu teknisnya tidak boleh sembarangan. Coba mulai ikuti kelas-kelas pijat bayi yang ada di sekitar, atau panggil instruktur yang bisa mengajarkan. Sebenarnya tidak sulit tapi harus paham dulu bagaimana caranya," ujarnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah, tidak semua anak suka dengan pijat bayi yang dilakukan orangtuanya. Untuk itu, sebaiknya ucapkan pada mereka, bahwa Anda akan melakukan pemijatan.
Jika respon anak baik, maka pemijatannya bisa dilanjutkan. Namun jika tidak mau, seperti menangis atau kabur, sebaiknya orangtua tak perlu memaksa.
"Coba letakkan kedua telapak tangan dihadapan anak, sambil mencermati respon yang diberikan. Misalnya belum bisa bicara, dia akan merespon dengan tertawa atau menangis. Kalau sudah bisa bicara, tentu sudah mudah mengetahui keinginannya," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak