Suara.com - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyakit kronis yang dialami seseorang bisa memicu radang otak. Kecemasan dan gangguan pada pikiran seseorang saat menderita penyakit kronis dapat mempengengaruhi aktivitas pada otak, seperti nyeri saraf jangka panjang di daerah-daerah yang mengatur suasana hati dan motivasi seseorang.
"Selama lebih dari 20 tahun, para ilmuwan telah menemukan bagaimana mekanisme obat seperti opioid, yang biasa digunakan untuk depresi yang sifatnya candu, dapat meredakan rasa sakit," kata salah satu peneliti Catherine Cahill, yang juga profesor anestesiologi & perawatan perioperatif di University of California, Irvine di Amerika Serikat.
"Temuan kami ini dapat berdampak pada paradigma seseorang yang selama ini mereka anggap benar tentang penyakit kronis. Nyatanya tidak hanya mempengaruhi rasa sakit yang berpengaruh pada fisik, tapi penyakit kronis juga memang akan mengganggu saraf," kata Cahill.
Fakta ini juga bisa menjadi berita baik, karena penyembuhan penyakit kronis juga bisa diredakan bahkan disembuhkan oleh pikiran positif pasien itu sendiri. Sebaliknya, pikiran negatif juga bisa memperburuk penyakit yang diderita pasien.
Untuk mendapatkan temuan ini peneliti melakukan percobaan pada tikus yang memiliki penyakit cukup kronis. Ternyata peneliti menemukan adanya peradangan otak yang mempercepat penurunan sel-sel kekebalan yang disebut mikroglia.
Sel-sel ini memicu sinyal kimia neuron yang membatas pelepasan dopamin, suatu neurotransmitter. Fungsinya membantu mengontrol rasa senang di pusat otak. Penelitian ini juga mengungkapkan kenapa obat opioid seperti morfin dapat melawan rasa nyeri pada penyakit kronis secara efektif.
Intinya, penderita penyakit kronis harus mewaspadai dampak besar pada gangguan otak seperti depresi. Cara terbaik adalah dengan mengurangi rasa cemas dan sedih, tentu bisa membatasi hal itu terjadi. (Zeenews)
Berita Terkait
-
Tragis! Breelyn Kena Radang Otak dan Divonis Tak Bisa Hidup Sampai Dewasa Gara-gara Dicium Sembarangan
-
Diderita Ruben Onsu, Ini Perbedaan Empty Sella Syndrome dengan Radang Otak
-
Dokter Penyakit Dalam Rilis Jadwal Vaksinasi Dewasa 2024, Ada Satu Vaksin Tambahan untuk Cegah Radang Otak!
-
Pakar Ungkap Bahaya Sakit Kepala Lama Disertai Deman, Bisa Picu Radang Otak
-
Japanese Encephalitis Sedang Merebak di Assam: 38 Jiwa Jadi Korban, 238 Orang Terinfeksi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis