Suara.com - Assam, India, sedang bergulat dengan wabah mematikan Japanese Encephalitis. Sejauh ini, penyakit telah merenggut 38 nyawa dan menginfeksi 238 orang dalam tiga minggu terakhir.
Japanese Encephalitis telah menyerang lebih dari 20 distrik di negara bagian tersebut. Diduga penyebab wabah mendadak ini adalah hujan monsum yang deras dan banjir.
Menurut pejabat kesehatan setempat, Japanese Encephalitis merupakan penyakit umum di Assam, yang selaiu menyebabkan kematian setiap tahunnya selama musim hujan,
Dilansir The Health Site, data tahun lalu melaporkan sebanyak 40 orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Japanese Encephalitis merupakan penyakit radang otak yang disebabkan virus dengan nama yang sama. Penyakit ini paling banyak terjadi di Asia, termasuk Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC mencatat Indonesia merupakan salah satu daerah endemis virus japanese encephalitis, lapor Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto.
Virus menular ke manusia melalui gigitan nyamuk culex atau Culex tritaeniorhynchus, yang biasanya lebih aktif di malam hari.
Nyamuk culex banyak ditemukan di daerah pesawahan dan area irigasi.
Cara terbaik untuk mencegh infeksi virus japanese encephalitis adalah dengan melindungi dari gigitan nyamuk, yang dilakukan dengan cara:
Baca Juga: Alert! Australia Temukan Virus Japanese Encephalitis: Penyakit Apa itu dan Berbahayakah?
- Gunakan obat nyamuk.
- Kenakan kemeja dan celana lengan panjang.
- Dapatkan vaksinasi.
- Cegah nyamuk masuk ke ruangan
- Gunakan AC, jika teesedia
- Hentikan perkembangbiakan telur.
- Periksa wadah penampung air, baik di dalam maupun di luar ruangan
- Gunakan kelambu
Penyakit tular vektor biasanya sulit dikendalikan setelah mulai menyebar. Curah hujan yang tinggi, banjir, genangan air dan drainase yang buruk membuat hampir tidak mungkin untuk menghentikan lonjakan kasus.
Selain itu, iklim tropis seperti Indonesia juga mendukung perkembangbiakan vektor nyamuk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut