Suara.com - Malas berpikir tak jarang dialami oleh banyak orang. Namun, tahukah Anda bahwa bila kebiasaan ini sering dilakukan ternyata dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
Sebuah penelitian terkini di Leiden University Medical Centre di Belanda menemukan ada hubungan antara fungsi otak dan penyakit jantung.
Penelitian yang melibatkan hampir 4.000 orang dengan usia rata-rata 75 tahun tersebut menemukan bahwa kemampuan berpikir yang buruk bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Peneliti utama, Dr Behnam Sabayan mengatakan, tes dengan skor terendah memungkinkan penyakit jantung hingga 85 persen dan stroke hingga 51 persen.
"Untuk sementara hasil penelitian ini menekankan, fungsi kognitif harus menjadi bagian dari eveluasi risiko kardiovaskular di masa depan," katanya.
Selama penelitian, para peneliti mencatat 375 orang mengalami serangan jantung dan stroke 155 orang.
Temuan yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Neurology ini mencatat, penyakit pembuluh darah di otak berhubungan erat dengan penyakit pembuluh darah di jantung, inilah yang menjadi penyebab nilai tes yang rendah dapat memprediksi risiko serangan jantung.
"Kami mengakui bahwa meskipun risikonya kecil, tapi hasilnya signifikan secara statistik," jelasnya. Jadi, mulai sekarang Anda jangan malas berpikir bila ingin terhindar dari risiko tersebut. (Mirror)
Berita Terkait
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Kondisi Fahmi Bo Memprihatinkan, Melaney Ricardo Langsung Datang dan Lakukan Ini
-
Fahmi Bo Nangis, Ungkap Mantan Istri Sering Bantu Dirinya Ganti Popok
-
Kondisi Fahmi Bo Usai Pulang dari RS: Pakai Alat Bantu Napas, Belum Bisa Berdiri
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar