Dalam periode tumbuh kembangnya, anak bawah lim atahun (balita) membutuhkan tidur berkualitas baik dari segi waktu dan kenyamanan. Oleh karena itu, orangtua harus memahami faktor apa saja yang mempengaruhi kenyamanan tidur anak.
Konsultan tumbuh kembang dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Soedjatmiko, SpA (K), Msi, mengatakan, faktor lingkungan seperti pencahayaan, suara, dan suhu udara bisa membuat anak tak nyaman saat tidur. Menurutnya, bayi memiliki indera yang sensitif sehingga sangat peka terhadap gangguan yang terjadi saat dia tidur. Sedikit saja kondisi tak nyaman bisa membuatnya terbangun.
"Pastikan pencahayaan pada tingkat yang redup saat tidur. Kalau perlu pakai lampu tidur. Sebaiknya TV juga dimatikan agar tak mengeluarkan suara bising yang menganggu siklus tidur anak. Suhu udara juga sebaiknya tak terlalu panas atau dingin, suhu kamar lebih baik," ujarnya pada temu media yang dihelat Pampers di Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Selain faktor lingkungan, kondisi yang membuat anak tak nyaman saat tidur adalah benda yang melekat di tubuhnya. Soedjatmiko mencontohkan alas tidur, popok dan pakaian yang basah karena pipis bisa menyebabkan bayi tak nyaman. Bahkan urea yang terkandung dalam urinnya bisa membuat bayi merasa tak nyaman. Apalagi jika dibiarkan, bisa memicu iritasi.
"Kulit bayi sangat sensitif. Ketika pipis tidak terserap dengan baik maka urin akan meleber kemana-mana dan membuat tubuh dan pakaiannya basah, anak tentu nggak nyaman. Akhirnya terbangun," imbuhnya.
Padahal siklus tidur anak yang terganggu bisa mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu, Soedjatmiko menyarankan agar orangtua memberikan popok yang nyaman, lembut dengan daya serap tinggi agar tidur anak tak terganggu.
"Kalau anak rewel tentu orangtuanya juga tidak bisa tidur nyenyak. Jadi pastikan popok nyaman bagi bayi dan mampu menyerap sebanyak apapun urin untuk mencegah iritasi kulit. Ukurannya juga harus pas," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Punya Pengaruh Buruk, Ini 5 Cara Meminimalisir Screen Time pada Balita
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Apa Itu Parenting VOC? Ramai Dikaitkan dengan Soimah, Ternyata Punya Dampak Negatif
-
Anak Asyik Duduk Manis Saat Ibunya Nyapu Kelas, Netizen Heran: Ini Mendidik Raja?
-
Makna Co-Parenting di Balik Kabar Perceraian Acha Septriasa, Apa Artinya?
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah