Suara.com - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan pihaknya akan merevisi Undang-Undang Pendidikan Kedokteran terkait masalah meninggalnya Dionisius Giri Samudera (Andra) dokter muda yang meninggal dunia dalam program internship di tempat praktiknya.
"Kami segera merevisi UU Pendidikan terkait meninggalnya dokter muda, Andra di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, pada Rabu (11/11/2015) lalu," katanya dalam kunjungan ke RSUD dr. Soetomo Surabaya, Sabtu.
Namun, ia menambahkan, kasus ini tidak bisa dilihat dari sisi Kemenkes saja, melainkan juga Kemendikti dalam penyususnan undang-undang Pendidikan Kedokteran.
"Untuk mengubah undang-undang tersebut bukan hanya dibebankan di kementerian kesehatan saja, selain itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama karena hal ini juga akan mengaitkan beberapa kementerian yang berwenang, seperti kementerian pendidikan tinggi dan kementerian kesehatan," ujarnya.
Padahal fasilitas kesehatan yang ada di Dobo menurut Nila, sudah cukup memadai, karena setiap dokter muda yang mengikuti program kemandirian itu, sudah ada supervisinya yakni dokter spesialis.
"Pihak kami menurunkan dokter muda ke daerah-daerah ini bukan lepas trangan begitu saja, karena para dokter yang telah lulus studi dan memperoleh ijin praktik harus mengabdi atau magang di daerah-daerah itu pun di sana juga ada dokter yang lebih senior atau istilahnya sebagai guru," tuturnya.
Menurut dia, Ia telah mendapat informasi bahwa di RS Cendrawasih Dobo sudah ada 10 dokter spesialis dan sudah mendapat laporan dari Bupati bahwa sudah banyak dokter spesialis, sedangkan untuk internship sendiri, dokter muda tidak ditempatkan di kecamatan tapi di ibu kota kabupaten.
Menyinggung biaya hidup dokter yang magang di daerah, Kemenkes memberikan bantuan sebesar Rp2,5 juta per bulan, bukan termasuk gaji bulanan yang biasa diterima. Sementara pada tahun anggaran 2016, pihaknya mengajukan sampai Rp4 juta untuk biaya hidup dokter magang ini yang diberikan dari Kementerian Keuangan.
"Penyebab meninggalnya dokter Andra di Dobo, Nila belum menerima keterangan secara tertulis, serta menurut keterangan via telepon yang bersangkutan mengalami radang selaput otak karena terserang campak," paparnya.
Disinggung tentang lambannya proses evakuasi dokter Andra, Nila menyatakan memang kondisinya tidak memungkinkan jika diangkut menggunakan pesawat terbang karena trombositnya sudah drop.
"Dokter di sana tidak mengizinkan untuk dievakuasi, karena kondisinya kritis. Akhirnya bupati menurut apa kata dokter yang merawatnya," katanya.
Sementara ini, Nila tengah berkoordinasi dengan lintas Kementerian seperti Menteri Desa, PU, dan Kemenhub untuk memperlancar perjalanan para dokter yang tengah magang di daerah-daerah.
"Sebab, setiap tahun ada 6.500 alumni dokter muda yang melakukan magang. Mereka tersebar di 17.600 wilayah Indonesia yang punya kondisi alam beragam, maka setidaknya dapat memperlancar perjalanan para dokter muda untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat," tandasnya. (Antara)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Cara Memilih Kartu Kredit Pertama yang Cocok Untuk Anda
Myanmar Paling Murah Hati, Irak Paling Gemar Tolong Orang Asing
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
Terkini
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C