Suara.com - Sebuah penelitian terbaru menyebut, diet kaya lemak tapi rendah karbohidrat atau ketogenik, bagus untuk penderita skizofrenia. Diet ini mungkin berisi makanan berlemak tinggi seperti mentega dan keju.
Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang bisa menyerang satu dari setiap seratus orang di dunia ini. Sayangnya, hingga kini belum ada obat yang secara permanen bisa mengatasi gangguan ini. Sementara obat yang digunakan untuk mengobati penderita skizofrenia dikatakan memiliki efek samping seperti meningkatkan risiko masalah jantung, obesitas dan gangguan gerakan.
Dalam penelitian ini, para peneliti memberi makan tikus percobaan dengan diet kaya lemak rendah karbohidrat. Lantas mereka mengamati perubahan perilaku si tikus. Gejala-gejala yang menyerupai skizofrenia pada tikus percobaan ini berkurang.
Penelitian itu juga menyebut, tikus yang sedang menjalani diet ketogenik cenderung kehilangan berat kurang dan kadar gula darah rendah.
Diet ketogenik telah lama digunakan untuk mengontrol epilepsi pada anak-anak. Para penggemar kebugaran juga lebih memilih diet ini untuk tujuan penurunan berat badan.
Pertanyaannya, bagaimana diet ini bekerja? Para ahli menjelaskan diet ini memberikan sumber energi alternatif (keton-badan). Selain itu, diet kaya lemak juga dapat meminimalkan fungsi otak abnormal pada penderita skizofrenia.
Dengan mengonsumsi diet ketogenik tubuh akan dipicu membakar keton untuk memenuhi kebutuhan energi dasar. Bahkan, orang yang diet seperti mendapat energinya dari lemak. Dan entah bagaimana, diet ini dikatakan bisa meredakan gejala skizofrenia.
Sangat sedikit yang diketahui tentang bagaimana tepatnya gangguan mental bernama skizofrenia.Dan hingga ini para ilmuwan terus melakukan percobaan untuk menemukan obat yang bisa secara permanen mengobati penyakit mental.
Itulah sebabnya peneliti terus mengawasi pola diet yang dapat setidaknya membantu mengontrol beberapa gejala masalah psikologis. (boldsky.com)
Berita Terkait
-
Hubungan Kepemilikan Kucing dengan Kesehatan Mental, Benarkah Bisa Picu Gangguan Skizofrenia?
-
Melihat Aktivitas ODGJ di Posyandu Jiwa Kota Kediri
-
Bukan Penipuan! Ternyata Ini Motif Pria Tabrakan Diri ke Mobil di Tanah Abang
-
Terkunci dalam Kamar Saat Kebakaran, Pria ODGJ Tewas di Tambora
-
Ulasan Novel Eternal Memories: Perang Sepi antara Nyata dan Terasa Nyata
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025