Suara.com - Di tengah gerusan perkembangan teknologi, tak hanya orangtua yang kecanduan gadget. Anak-anak pun kini mulai banyak yang menenteng gadget dalam genggamannya.
Memang gadget tak bisa selamanya disalahkan. Bahkan tak sedikit metode pembelajaran untuk anak yang bisa dilakukan dengan gadget. Namun di sisi lain, penggunaan gadget yang berlebihan dapat membawa dampak negatif.
Menurut psikolog anak Elizabeth Santosa, aktivitas penggunaan gadget yang terlalu berlebihan yang disebut sebagai screen time, dapat mempengaruhi fisik, kecerdasan anak di kemudian hari.
"Kalau terlalu banyak 'screen time', mata anak bisa capek, postur tubuh juga nggak bagus, bisa skeliosis, karena anak sedang dalam masa pertumbuhan. Bahkan kalau sudah terlalu kecanduan bisa menyebabkan sindrom carpal tunnel, jadi jari kelingking lebih ke dalam karena menumpu gadget," ujar psikolog yang akrab disapa Lizzie ini pada peluncuran buku 'Screen Time' di Jakarta, Selasa (16/2/2016).
Selain mempengaruhi aspek pertumbuhan fisik anak, keranjingan gadget bisa mempengaruhi kecerdasan sosial anak, misalnya saat berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.
"Yang dikorbankan akhirnya interaksi sosial. Kemampuan empati anak menjadi tidak terlatih, sehingga anak kelihatannya nggak hangat, nggak sopan, egois, dan tidak mudah untuk bersosialisasi," imbuhnya.
Sementara itu, penulis buku 'Screen Time' Tascha Liudmila memiliki pengalaman tersendiri saat menyadari bahwa anak pertamanya memiliki kecenderungan kecanduan gadget. Hal ini pula yang membuka mata ibu dua anak ini untuk mencetuskan sebuah buku agar anak-anak lainnya tak menanggung akibat dari penggunaan gadget berlebihan.
"Saya menyadari anak saya kecanduan screen time ketika trial untuk masuk TK. Guru di suatu sekolah mengatakan bahwa anak saya terlalu banyak nonton TV. Dia bisa mengatakan itu karena anak saya tidak fokus. Kalau disuruh nulis sebentar tiba-tiba bosan. Dari situ saya introspeksi bagaimana anak saya selama ini," sambungnya.
Sejak pertemuan dengan guru TK tersebut, Tascha mulai menetapkan aturan untuk tidak memberikan 'screen time' kepada anak pertamanya, Cleantha. Ia tak lagi menyalakan televisi seperti yang selama ini dilakukan ketika makan, atau ketika berkumpul bersama keluarga.
Penggunaan gadget juga dibatasi hanya dalam 30 menit selama seminggu. "Anak saya setelah dibatasi 'screen time' jadi kecanduan dengan buku, dia bisa benar-benar menikmati padahal usianya baru 8 tahun," imbuhnya.
Psikolog Lizzie menambahkan, jika ingin membatasi penggunaan gadget pada anak, maka yang seharusnya memberikan contoh terlebih dulu adalah kedua orangtuanya.
"Tantangannya adalah kita sendiri sebagai orangtuanya bisa enggak jauh-jauh dari gadget. Jadi aturan ini bukan hanya dibuat untuk anak tapi juga orangtua," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025