Suara.com - Teknologi ultrasound kali pertama digunakan untuk mengetahui kondisi janin dalam kandungan pada 1955 oleh seorang dokter spesialis kandungan asal Skotlandia, Ian Donald. Namun, sebelumnya USG digunakan untuk mendeteksi kelemahan dalam logam.
Setelah mengetahui bahwa USG ternyata dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi janin, sejak itulah dunia kedokteran hingga kini memakai alat USG sebagai bagian penting dalam pemeriksaan kehamilan.
Meski bermanfaat, teknologi pemeriksaan ultrasound ternyata menyimpan beberapa efek samping. Seperti dilansir dari laman Boldsky, pemeriksaan USG tidak 100 persen aman bagi janin dalam rahim ibu hamil.
Pasalnya, untuk melakukan pemindaian, alat USG mengirimkan gelombang suara berfrekuensi tinggi yang dapat meningkatkan suhu dan tekanan pada jaringan janin.
Oleh karena itu, sebelum menyetujui pemeriksaan USG, ibu hamil harus mempertimbangkan efek samping berikut yang berpotensi mempengaruhi pertumbuhan janin dalam rahim.
1. Meningkatkan peluang keguguran
Hal ini terbukti bahwa pemindaian USG pada ibu hamil dapat meningkatkan kemungkinan keguguran, persalinan prematur dan bahkan peningkatan kasus kematian bayi.
2. Menyebabkan perdarahan
Pemeriksaan USG dapat menyebabkan jaringan dan tulang janin memanas. Hal ini dapat memicu gangguan sel yang ditandai dengan perdarahan.
3. Menghambat pertumbuhan janin
Penelitian menunjukkan bahwa janin yang terpapar lima atau lebih pemeriksaan USG selama kehamilan lebih mungkin untuk mengalami hambatan pertumbuhan intrauterin. Hal ini ditandai dengan berat badan bayi yang jauh di bawah kondisi normal saat lahir.
4. Memicu disleksia
Bayi yang terpapar scan USG saat berada dalam rahim juga lebih mungkin berisiko mengalami disleksia saat lahir, yang ditandai dengan kesulitan bicara dan belajar.
5. Meningkatkan risiko cacat pada bayi
Pemeriksaan USG dengan intensitas rendah dan durasi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko cacat pada janin. Pasalnya, USG menghasilkan tekanan panas yang dihantarkan ke janin untuk dapat melihat kondisi bayi dalam kandungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025