Suara.com - Permainan Pokemon Go kini tengah menjangkiti masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Orang dewasa hingga anak-anak terlihat asyik dengan gadget mereka sembari mengunjungi beberapa lokasi yang menjadi 'sarang' makhluk lucu itu.
Tak hanya mendapatkan kesenangan, bermain Pokemon Go bagi sebagian orang, dianggap membawa manfaat layaknya melakukan aktivitas fisik. Terlebih jika pemain melakukannya sembari berlari atau berjalan cepat.
Lalu bagaimana pandangan ahli kebugaran, Emilia Achmadi terhadap fenomena ini?
Emilia mengatakan bahwa semua hal yang membuat tubuh bergerak memang berefek positif bagi kesehatan tubuh. Namun, ia mengingatkan jika aktivitas fisik tersebut membahayakan orang lain, maka sebaiknya tidak perlu dilakukan.
"Mau sehat nggak perlu sampai main Pokemon Go kok. Saya tidak akan mempromosikan aktivitas yang membuat kita lupa dengan sekitarnya dan membahayakan orang lain," imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa dalam menjalankan aktivitas fisik, seseorang harus memperhatikan keamanan diri dan orang lain. Misalnya saat melakukan olahraga lari, seseorang harus melakukannya di trek yang aman, begitu pun saat bersepeda, seseorang harus menggunakan perlengkapan keamanan.
"Aktivitas fisik harus memperhatikan keamanan. Aspek bergerak, jelas membuat kita lebih sehat tapi aspek responsibility harus dipertanyakan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Teras Main Indonesia, Ruang Belajar Nilai Pancasila Lewat Permainan Tradisional
-
Transformasi Permainan Tradisional: Hadir Lebih Modern Tanpa Kehilangan Nilai Aslinya
-
Jadi Single Mom, Erika Carlina Akui Was-Was dalam Parenting Baby Andrew
-
Jadi Ibu, Erika Carlina Ketakutan Pola Asuhnya Selalu Salah di Mata Netizen
-
Merespons Anak yang Malas Sekolah Tanpa Marah, Mama Ini Beri Reaksi Cerdas
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis