Suara.com - Combiphar kembali mengadakan kompetisi lari Combi Run 2016 pada 13 November 2016. Tahun ini lomba lari tahunan tersebut menggunakan rute di kawasan The Breeze, BSD City, Tanggerang.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kategori yang dilombakan pada Combi Run 2016 kali ini terdiri dari 5 kategori yakni Ekiden 10K, 5K 'Close Individual', 10K 'Close Individual', Kids Dash (khusus untuk anak-anak usia 6-12 tahun), dan kategori khusus master 45+ untuk peserta berusia 45 tahun ke atas.
Jika Anda tertarik mengikuti kompetisi lari ini sebaiknya mulai persiapkan kondisi fisik jauh-jauh hari. Pelatih Lari Nasional, Agung Mulyawan, memberikan tips persiapan bagi pelari pemula.
Pertama, kata dia, pelari pemula harus rajin-rajin melatih kemampuan fisiknya beberapa bulan sebelum kompetisi. Latihan lari bisa dimulai dengan diselingi jalan cepat.
"Nggak harus langsung lari terus sejauh 5K. Sebaiknya awalannya lari dulu, terus jalan, lari, terus jalan. Nah, baru ditingkatkan secara bertahap dari segi jarak dan kecepatannya setiap minggu," ujar Agung di sela-sela temu media Combi Run 2016 di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Selain itu, lanjut dia, untuk meningkatkan performa lari, peserta sebaiknya tak hanya melatih kemampuan kardiovaskularnya, tapi beberapa jenis latihan kekuatan, fleksibilitas melalui squad jam dan push up juga penting dilakukan.
"Jangan lupakan peregangan. Itu sangat penting untuk mencegah terjadinya cedera saat berlari," tambah Agung.
Mengenai durasi latihan, ia menyarankan agar pelari pemula melakukan latihan setidaknya tiga kali seminggu dengan jarak tempuh 5 hingga 10 kilometer. Latihan lari juga sebaiknya dilakukan pada sore hari karena pada saat tersebut kondisi tubuh berada pada puncaknya sehingga dapat meningkatkan performa lari.
Selain itu, kata Agung, makanan juga harus disesuaikan. Kalau masih tahap persiapan, ia menyarankan untuk memperbanyak makanan yang mengandung karbohidrat dan protein.
"Namun beberapa hari menjelang hari H lomba lebih perbanyak konsumsi karbohidrat dibanding protein karena tubuh butuh energi yang prima saat lomba. Kalau terlalu banyak protein bisa membuat otot besar dan menurunkan performa lari," pungkas Agung.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat