Suara.com - Jumlah penderita HIV/AIDS yang cukup tinggi di Indonesia menjadi keprihatinan tersendiri. Data Kementerian Kesehatan melaporkan kasus HIV/AIDS telah tersebar di 407 kabupaten/kota di seluruh provinsi.
Stigma negatif yang melekat pada pengidap HIV/AIDS menjadi halangan bagi mereka mendapatkan pengobatan yang tepat di fasilitas pelayanan kesehatan.
Untuk itulah AIDS Healthcare Foundation (AHF) selaku organisasi Internasional yang bergerak di bidang penanggulangan HIV/AIDS meluncurkan strategi yakni Rapid Community Testing untuk memperluas cakupan tes HIV/AIDS di Indonesia.
Country Program Manager AHF, Riki Febrian mengatakan bahwa dengan program ini, ke depannya tes HIV/AIDS bisa dilakukan oleh komunitas menggunakam sebuah alat dengan hasil yang langsung diketahui saat itu juga.
Ada lima LSM yang menjadi mitra AHF yakni PKBI Jakarta, Yayasan LAYAK Jakarta, Yayasan Mata Hati Pangandaran, Yayasan RESIK Purwakarta dan Perkumpulan Setia Indonesia Indramayu.
"Saat ini temen-temen LSM akan membantu mereka ke layanan kesehatan untuk di tes HIV. Tapi ke depannya AHF mengusahakan agar tes bisa dilakukan di komunitas. Jadi, jemput bola tapi tetap melibatkan tenaga medis," ujar Riki pada konferensi pers kick off program AHF di Indonesia bertempat di bilangan Wahid Hasyim Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Ia menambahkan, program serupa sebenarnya telah dilakukan di beberapa negara, dimana tes HIV tak lagi melibatlan tenaga medis. Tujuannya, tentu saja memperluas cakupan tes HIV sehingga penatalaksanaan bisa segera dilakukan.
"Dengan Rapid Community Testing kita bisa menyelamatkan lebih banyak orang dan mengurangi tingkat kematian bagi pengidap HIV, karena langsung mendapatkan pengobatan dan menghentikan penyebaran virus ini di Indonesia," ia menambahkan.
Sebagai permulaan, program AHF menurut Riki, baru akan dilakukan di empat kabupaten dan kota di Indonesia, seperti Jakarta, Indramayu, Pangandaran dan Purwakarta.
"Jakarta dipilih karena kita tahu sendiri, tingkat prevalensi HIV AIDS sangat tinggi. Sedangkan di Pangandaran, Indramayu dan Purwakarta belum memiliki program penanggulangan HIV yang komprehensif," pungkasnya
Tag
Berita Terkait
-
Rutin Cek HIV, Ingat Lagi Pengakuan Gofar Hilman Tidur dengan 100 Wanita
-
Apa Ciri-ciri HIV? Penyakit Berbahaya, Dituding Diderita Paula Verhoeven Jelang Jadi Istri Baim Wong
-
Riwayat Penyakit Hotman Paris: Pernah Tes HIV, Kini Obati Abses Hati sampai ke Singapura
-
Jarang Diajarkan di Sekolah, Edukasi Seks Ini Penting Diketahui Remaja
-
Hati-hati! HIV Bisa Menular Lewat Cairan Tubuh, Ini Cara Mencegahnya
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa