Suara.com - Kabupaten Aceh Barat Daya dinyatakan bebas dari insiden malaria. Atas keberhasilan pemerintah setempat dalam menekan kasus malaria, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek pun memberikan penghargaan kepada Kabupaten Aceh Barat Daya pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 kemarin.
Kabupaten yang terdiri dari 152 desa ini disebut berhasil menurunkan kasus malaria dari 145 kasus pada 2013, menjadi 38 kasus pada 2014. Selanjutnya, angkanya kembali turun pada 2014 menjadi sebanyak 21 kasus.
"Pada 2016 ini, tidak ada kasus malaria. Sebenarnya kasus malaria yang terjadi beberapa tahun yang lalu juga terjadi secara tidak langsung," ujar Mansuri, SKM selaku pengelola kasus malaria dari Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya, pada peringatan HKN ke-52 di Kemenkes, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Lebih lanjut, Mansuri menjelaskan, insiden malaria beberapa tahun sebelumnya paling banyak diidap pekerja tambang emas di daerah Aceh Jaya. Namun karena bermukim di Kabupaten Aceh Barat Daya, pekerja tambang tersebut pun berobat di puskesmas dekat tempat tinggalnya.
"Sehingga kita sebutnya kasus impor, karena didapatnya di daerah tetangga, tapi berobatnya di tempat kita. Saat merasa demam, mereka (pekerja tambang) pulang kampung, sehingga kasus malaria tercatat di Kabupaten Aceh Barat Daya," tambahnya.
Untuk menekan jumlah kasus dan risiko penularan, Mansuri menjelaskan bahwa pihaknya gencar melakukan penyemprotan nyamuk Anopheles di setiap desa. Mereka juga rutin melakukan survei jentik ke rumah-rumah penduduk setiap tiga bulan sekali.
"Kita juga latih masyarakat dan petugas kesehatan untuk melihat potensi jentik Anopheles. Sehingga mereka bisa antisipasi untuk membunuh jentik nyamuk, agar tidak jadi media penularan malaria," ungkapnya lagi.
Selain itu, Mansuri mengatakan bahwa ia juga mengadvokasi para pekerja tambang untuk berobat ke puskesmas di wilayah tersebut ketika merasakan gejala malaria, seperti demam.
"Ketika ada pekerja tambang yang pulang, kami lakukan kontrol. Kalau ada yang positif malaria, akan kita obati agar tidak menularkan. Kalau terbukti negatif, kita berikan edukasi untuk pencegahan," ujar Mansuri.
Dalam kesempatan itu, Menkes Nila F Moeloek berharap daerah lain bisa mencontoh upaya Kabupaten Aceh Barat Daya, untuk mendukung upaya eliminasi malaria di Indonesia pada 2030 mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan