Suara.com - Jika Anda mendapati anak Anda bernapas lebih cepat dari biasanya, waspadai risiko pneumonia. Menurut dokter spesialis anak dari Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin Bandung, Cissy B Kartasasmita, frekuensi napas lebih cepat disertai gejala batuk merupakan gejala umum dari pneumonia.
"Kalau saat tenang, napas anak cepat disertai batuk, harus langsung curiga pneumonia. Langsung bawa ke pelayanan kesehatan untuk diberi antibiotik," ujar dr Cissy, pada diskusi Ngobras 'Peringatan Hari Pneumonia Sedunia', di Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Lebih lanjut, Cissy mengatakan bahwa hitung napas merupakan standar diagnosa pneumonia. Dengan menghitung napas balita yang mengalami batuk, maka ibu dapat mendeteksi secara dini kasus pneumonia.
Ia pun menjabarkan batasan napas anak yang tergolong mengalami pneumonia. Rinciannya yakni jika balita berusia di bawah 2 bulan bernapas lebih dari 60 kali dalam semenit, atau bayi berusia 2 bulan sampai 1 tahun bernapas lebih dari 50 kali semenit, atau jika balita berusia 1-5 tahun bernapas di atas 40 kali dalam semenit.
"Kalau di atas itu, harus cepat-cepat ditangani. Paru-paru anak butuh terapi oksigen. Hitung saat tidur tenang, minimal tiga kali, untuk memastikan dia memang mengalami gangguan saat bernapas," tambah dia.
Pneumonia sendiri, menurut Cissy, merupakan gangguan yang menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada bayi dan balita. Hal ini semakin diperparah jika anak mengalami gizi buruk atau penyakit TBC.
"Setiap satu menit, tiga balita meninggal karena pneumonia. Pencegahannya bisa dilakukan dengan memberi ASI eksklusif agar kekebalan anak meningkat, berikan gizi berkualitas, lindungi anak dari paparan polusi udara, dan berikan vaksin Hib, pneumococcus, campak dan batuk rejan, yang efektif mencegah pneumonia," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis