Ilustrasi pembalut wanita saat ditetesi cairan. [shutterstock]
Apakah Anda pernah memeriksa warna darah menstruasi Anda? Jika tidak, maka Anda harus lebih memperhatikannya pada waktu menstruasi berikutnya.
Karena hal ini bisa memberikan tanda dan indikasi tentang statistik kesehatan seorang perempuan. Mungkin banyak dari kita yang tidak mengetahuinya atau cenderung mengabaikan.
Padahal jika ada masalah dengan warna darah menstruasi dan atau warna tidak terlihat secara normal, maka ada kemungkinan bahwa Anda menderita masalah kesehatan tertentu.
Dilansir dari Boldsky, ini cara menentukan warna darah menstruasi dan apa artinya?:
1. Darah merah terang
Jika darah haid berwarna merah terang, maka Anda tak perlu khawatir karena ini adalah warna darah yang normal. Kebanyakan perempuan mengalaminya pada awal siklus menstruasi mereka. Namun, jika alirannya berlebihan dan adanya kram ekstra yang menyakitkan, ini bisa disebabkan oleh kista ovarium.
2. Darah cokelat
Jika darah menstruasi yang muncul berwarna kecokelatan, maka ini adalah tanda bahwa suhu tubuh Anda sedang tinggi. Ini juga dapat mempengaruhi kesuburan seseorang juga.
3. Darah hitam
Perempuan umumnya mengalami warna darah hitam menjelang akhir siklus menstruasi. Ini adalah darah yang akan disimpan untuk waktu yang lama. Hal ini sering terjadi pada perempuan yang menderita endometriosis.
4. Pembekuan darah
Pembekuan darah yang muncul sedikit adalah hal yang normal. Tapi jika pembekuan terjadi secara berlebihan dan sering, maka ini bisa menjadi pertanda bahwa perempuan tersebut memiliki fibroid. Hal ini dapat menyebabkan masalah serius jika tidak dirawat tepat waktu. Jika terus berlanjut lama maka lebih baik untuk diperiksa.
5. Darah merah muda
Jika warna darah menstruasi Anda memiliki warna merah muda maka itu menandakan bahwa tubuh Anda kekurangan zat besi dan bahwa Anda tidak memiliki diet seimbang. Ini juga menunjukkan bahwa Anda mungkin menderita masalah pencernaan.
6. Warna berubah-ubah
Bila warna darah menstruasi sering berubah, ini adalah indikasi bahwa ada ketidakseimbangan hormon tertentu. Hal ini bisa disebabkan karena stres, perubahan gaya hidup dan pola makan juga.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan