Suara.com - Pada 2015, WHO mencatat 19,4 juta bayi di seluruh dunia tidak mendapatkan imunisasi rutin yang lengkap. Sebanyak 60 persen dari jumlah populasi bayi yang tidak mendapat imunisasi itu tinggal di 10 negara termasuk Indonesia.
Data Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat, baru 59,2 persen anak di Indonesia yang mendapatkan imunisasi lengkap karena berbagai alasan. Sekitar 28,8 persen orangtua mengaku takut memberi imunisasi ke anak karena dapat menyebabkan demam sebagai efek samping.
"Perlu sosialisasi lebih dalam mengapa terjadi demam. Karena sebenarnya, demam ini hanya reaksi tubuh yang menandakan adanya organisme yang dilemahkan sehingga menyebabkan kekebalan tubuh meningkat. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," ujar Kasubdit Imunisasi, Direktorat Surveilans, Imunisasi dan Karantina Kesehatan, dr Prima Yosephine MKM, pada seminar Pekan Imunisasi Dunia di Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Alasan kedua yang juga jadi hambatan dalam cakupan imunisasi di Indonesia adalah kontroversi halal-haram imunisasi. Tercatat sebanyak 26,3 persen orangtua tidak mengizinkan anak diimunisasi karena adanya pendapat yang keliru mengenai imunisasi.
"Penyebab kedua, orangtua tidak memperbolehkan diimunisasi sebagian besar karena budaya atau faktor agama. Untuk itu, kami menggandeng bersama lintas sektor dengan ahli, IDAI, KPAI dan MUI, untuk meluruskan pendapat yang keliru di masyarakat," tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia, Piprim B Yanuarso Sp.A (K), mengatakan bahwa alasan keliru soal vaksin membuat Sumatera Barat mengalami penurunan cakupan imunisasi menjadi 30 persen. Akibatnya, wabah difteri yang telah lama menghilang, pun kembali muncul hingga menyebabkan dua anak meninggal.
"Vaksin sangat aman dan efektif, bisa mencegah penyakit mematikan. Makanya kita dorong agar cakupan vaksinasi 80 persen, agar anak-anak di suatu area terhindar dari risiko penyakit. Kalau kurang dari 60 persen, muncul lagi wabahnya," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter