Suara.com - Jika Anda mengenal seseorang yang telah menjalani operasi plastik, ada kemungkinan mereka adalah seorang tukang bully atau pengganggu di sekolah. Hal tersebut terungkap melalui sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh Warwick University.
Dikatakan, si tukang bully akan mencari dominasi sosial dan menyebabkan mereka mencari prosedur untuk memperbaiki penampilan mereka. Meski begitu, korban bully juga cenderung melakukan prosedur bedah plastik namun dengan alasan berbeda yaitu keinginan mereka untuk mengubah penampilan karena sering diejek.
"Kami menemukan dalam penelitian kami bahwa setiap orang yang terlibat dalam intimidasi memiliki keinginan lebih tinggi untuk operasi kosmetik. Menjadi korban (bully) oleh teman sebaya menghasilkan fungsi psikologis yang buruk, yang meningkatkan keinginan untuk operasi kosmetik," papar penulis utama dalam penelitian ini, Profesor Dieter Wolke.
"Bagi si pengganggu, operasi kosmetik mungkin hanya taktik lain untuk meningkatkan status sosial ... terlihat bagus dan mencapai dominasi. Hasil yang kami peroleh, menunjukkan bahwa ahli bedah kosmetik harus memilah kandidat untuk kerentanan psikologis dan riwayat bullying," tambahnya.
Periset menggunakan kelompok sampel dari 800 remaja termasuk pengganggu, korban, dan mereka yang berada dalam kategori baik serta tidak terpengaruh. Dengan menggunakan kuesioner, anak-anak berusia 11 sampai 16 tahun dianalisis untuk masalah emosional, tingkat harga diri, kondisi fisik serta keinginan mereka untuk melakukan prosedur operasi plastik.
Hasil penelitian yang dikeluarkan jurnal Plastic and Reconstructive Surgery, menyatakan keinginan tertinggi terjadi pada korban bullying, dengan 11,5 persen mengekspresikan keinginan mereka untuk operasi plastik. Hal itu juga meningkat pada pelaku, dengan 3,4 persen pelaku intimidasi menyatakanjika mereka tertarik untuk menjalani operasi kosmetik. Sebagai perbandingan, kurang dari satu persen dari mereka yang tidak terpengaruh oleh intimidasi melaporkan keinginan semacam itu.
Sebagai informasi, antara 2014 hingga 2015, 15,9 juta prosedur bedah plastik telah dilakukan di AS. Sebanyak 226.000 di antaranya dilakukan pada usia 13 sampai 19 tahun.
Tingkat operasi kosmetik juga meningkat di Inggris. Secara total, 30.750 operasi kosmetik dilakukan pada pria dan wanita tahun lalu. [Dailymail]
Baca Juga: Operasi Plastik Tak Lagi Jadi Primadona di Inggris, Kenapa?
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Seoharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan