Suara.com - Sebuah studi baru menunjukkan, kebahagiaan seorang ibu dalam suatu hubungan dan tingkat dukungan sosial, berperan tinggi dalam tingkat kolik terhadap bayi mereka.
Temuan menunjukkan, suami siaga, memberi pasangannya peran penting dalam menangani risiko kolik terhadap anak-anak. Kolik, istilah untuk menangis berlebihan pada anak, merupakan masalah umum yang memengaruhi satu dari lima bayi.
Hal ini ditandai sebagai tangisan yang tidak dapat berhenti selama lebih dari tiga jam per hari, tiga hari per pekan, selama waktu lebih dari tiga pekan.
Kemungkinan lain penyebab kolik adalah, gangguan pencernaan, dingin atau kepekaan usus terhadap protein dan gula pada ASI, dan susu formula.
Dokter mengungkapkan, penyebab kolik kadang kala tidak jelas sebab musababnya. Meski tidak perlu dikhawatirkan, kolik pada anak bisa sangat membuat frustrasi bagi orangtua baru, dan membuat mereka kekurangan tidur.
Namun, kini tim dari Pennsylvania State University (Penn State) telah menjelaskan lebih jauh mengapa kolik terjadi. Dalam penelitian terhadap 3.006 perempuan berusia antara 18 dan 35 tahun, diminta untuk melaporkan tingkat kesenangan mereka dengan pasangan, seberapa besar dukungan sosial yang diperoleh dari pasangan mereka, dan tingkat dukungan sosial yang mereka peroleh dari anggota keluarga serta teman lainnya. Sekitar 11,6 persen ibu baru melaporkan, bayi mereka menderita kolik.
Tim menemukan fakta menarik di balik kondisi tersebut. Semakin banyak pasangan membantu merawat anak, dan semakin besar cinta dan kasih sayang pasangan untuk bayi, maka semakin rendah risiko kolik pada bayi mereka.
Ibu yang melaporkan menerima dukungan sosial yang lebih besar dari keluarga dan teman, turut memiliki risiko rendah pada bayi.
"Jika Anda tidak memiliki pasangan, Anda masih dapat memiliki banyak dukungan sosial, banyak cinta, dan banyak hubungan bahagia, dan semua Itu akan menjadi lebih baik untuk bayi. Cinta membuat perbedaan," jelas penulis senior studi dan Profesor ilmu kesehatan masyarakat di Penn State, Kristen Kjerulff.
"Kita perlu memberi kesan pada masyarakat tentang pentingnya mendukung keluarga dalam merawat bayi yang baru lahir," tutur penulis utama jurnal Child: Care, Health and Development, Chandran Alexander. Demikian seperti dilansir dari Daily Mail.
Tag
Berita Terkait
-
Lahir dengan Berat Badan Rendah Berisiko Obesitas Saat Dewasa
-
Bayi Sulit BAB, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Solusinya?
-
Nikahi Orang dengan Kepribadian Ini untuk Capai Puncak Karir
-
Ini Bukti Jika Bisnis Bareng Pasangan Itu Seru dan Bisa Sukses
-
Meski Tak Bisa Dicegah, Bayi Kembar Siam Bisa Dideteksi Dini
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025