Suara.com - Banyak orangtua di Indonesia merasa tak tega meninggalkan buah hatinya yang masih bayi tidur sendirian di kamar. Ternyata, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, bayi tidur lebih nyenyak di kamar sendiri daripada ketika tidur dengan ibu mereka.
Sebuah tim peneliti di AS telah menemukan, bayi yang berbagi kamar pada usia empat bulan cenderung terpapar selimut, bantal, atau benda asing lain yang 'tak disetujui' dan dapat meningkatkan kemungkinan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). SIDS adalah kematian anak yang tidak dapat dijelaskan, dan terjadi secara tiba-tiba pada usia di bawah satu tahun.
"Menunggu terlalu lama (untuk pemisahan kamar) dapat memberi efek negatif pada kualitas tidur baik untuk orangtua maupun bayi. Baik itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang," kata Profesor Pediatri di Penn State College of Medicine, Pennsylvania, AS, Ian Paul.
"Tidur bayi yang tidak memadai dapat menyebabkan obesitas, kurang tidur di kemudian hari dan dapat berdampak negatif pada orangtua," sambungnya.
Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan data yang mereka kumpulkan dari studi INSIGHT dan melibatkan 279 ibu dan bayi mereka dari Penn State Health Milton S. Hershey Medical Center.
Pada usia empat bulan, anak-anak akan tidur nyenyak di kamar mereka rata-rata selama 45 menit lebih lama dibandingkan mereka yang berbagi kamar dengan orangtua. Pada sembilan bulan, jurang tersebut melebar hingga satu jam 40 menit. Demikian temuan yang dimuat dalam jurnal Pediatrics.
Studi tersebut menantang rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) bagi orangtua untuk menjaga bayi di ruangan yang sama dengan mereka tidur selama satu tahun pertama untuk mencegah sindrom kematian bayi mendadak.
"Temuan kami menunjukkan hasil tidur yang kurang baik dan praktik tidur yang lebih aman untuk bayi yang berbagi kamar di luar masa awal menunjukkan bahwa AAP harus mempertimbangkan kembali dan merevisi rekomendasi yang menunggu bukti untuk mendukungnya," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!