Suara.com - Tak terasa arus mudik sudah di depan mata. Hal ini tentu mengingatkan kita pada tragedi Brexit (Brebes Exit) yang memakan korban pada musim mudik tahun lalu.
Menghadapi kemacetan selama berjam-jam lamanya, bahkan nyaris tak bergerak, membuat beberapa pemudik meregang nyawa karena kehabisan oksigen. Ada pula yang keracunan karbondioksida karena menghirup udara AC dalam kondisi mobil berhenti.
Untuk mengantisipasi hal ini, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes, dr Gita Maya Koemara Sakti Soepomo, MHA, mengingatkan agar pemudik mewaspadai penggunaan AC dalam kondisi mobil berhenti.
Menurut dia, perputaran sistem pendingin ketika mobil berhenti akan lebih banyak menghasilkan gas karbondioksida yang memicu keracunan jika dihirup dalam jangka waktu yang lama.
"Penggunaan AC jika digunakan normal tidak masalah. Tapi kalau berhenti maka penumpang akan menghirup gas CO2. Nggak perlu di saat macet mudik, di Jakarta aja kalau kita macet kan nggak enak juga rasanya. Mau buka jendela tapi cuaca di luar panas juga, jadi memang serba salah," ujar dr Gita pada temu media di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Dalam kesempatan sama, Dirjen Pelayanan Kesehatan RI dr. Bambang Wibowo, Sp OG(K), MARS, mengatakan pihaknya telah menyiapkan 3862 Pos Kesehatan di Jalur Mudik yang meliputi 3141 pos kesehatan dari Dinkes, 207 pos kesehatan dari KKP, 374 rumah sakit rujukan, dan layanan emergency sekitar 104 Public Safety Center (PSC).
Adapula inovasi ambulan roda dua yang bisa memberikan pertolongan pertama bagi pemudik yang mengalami masalah kesehatan maupun kecelakaan. Pemudik juga bisa menghubungi layanan emergency 119. Nomor layanan medis tersebut dapat diakses 24 jam oleh masyarakat untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan maupun meminta bantuan mobil ambulan.
"Kalau ada yang sakit atau memerlukan pertolongan bisa konsultasi lewat 119. Bisa diakses untuk konsultasi dan juga untuk ambulan. Di setiap rest area juga terdapat pos-pos kesehatan yang bisa digunakan pemudik untuk berkonsultasi atau memeriksakan kondisi kesehatan dengan tenaga medis," pungkasnya.
Baca Juga: Pemudik Butuh Pertolongan Darurat? Ambulans Roda Dua Siap Bantu
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia