Suara.com - Susu masih menjadi pilihan bagi sebagian ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan gizi buah hati mereka. Sayangnya, masih ada beberapa isu dan mitos terkait susu, terutama berkaitan dengan keperluan tumbuh kembang anak yang perlu diklarifikasi.
Dokter dari Rumah Sakit Anak Dann Bunda Harapan Kita, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo SpA(K) menjelaskan, kampanye 1.000 Hari Pertama Kehidupan harus gencar digalakkan karena merupakan salah satu cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak sejak dari kandungan, terutama dalam hal optimalisasi nutrisi.
Ariani mengungkapkan, untuk setiap tahapan tumbuh kembang anak, dibutuhkan kalori yang memadai. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan kalori yang spesifik, orangtua tidak boleh sembarangan memberikan makanan pada buah hati mereka.
"Prinsipnya makanan yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan. Misalnya untuk usia 0-6 bulan, maka kebutuhan gizi didapatkan hanya dari ASI saja, kecuali ibu tidak memungkinkan memberikan ASI," jelas Ariani dalam acara diskusi tentang Mengenal Varian Susu untuk Tumbuh Kembang Anak yang diselenggarakan Forum Ngobras di Jakarta, Senin (14/8/ 2017).
Selepas dari ASI, pemberian susu selain ASI sebagai tambahan makanan boleh diberikan. Susu mengandung komponen nutrisi yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi anak karena mengandung berbagai zat gizi penting.
Susu, sambung Ariani, bukan hanya untuk pertumbuhan saja, melainkan mengandung banyak mikronutrien yang penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Susu juga kaya kalsium, magnesium, selenium, riboflavin (vitamin B2), Vitamin B12, dan asam pantothenat (vitamin B5).
Terkait pemberian susu untuk tumbuh kembang anak, Ariana menjelaskan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua.
Pertama, jenis susu dan seberapa banyak takarannya. Menurut panduan dari U.S. Department of Agriculture pada 2010 tentang takaran minum susu, anak-anak di bawah usia dua sampai tiga tahun, perlu dua gelas susu perhari. Lalu anak usia empat sampai delapan tahun, cukup 2,5 gelas susu perhari, dan anak di atas usia sembilan tahun bisa sampai tiga gelas susu sehari.
Banyak penelitian menyebutkan, beragam manfaat susu baik untuk orang dewasa maupun anak. Berdasarkan 324 penelitian yang ada sebelumnya, susu dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke hingga 20 persen.
Pasalnya, kalori pada susu merupakan kalori yang sehat, apalagi susu rendah lemak. Penelitian lain menunjukkan, susu lebih baik daripada sport drink atau cairan elektrolit untuk mengembalikan kekuatan otot pada atlet.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda