Suara.com - Indonesia tergolong sebagai negara dengan tingkat literasi yang rendah. Buku dianggap sebagai benda untuk memenuhi kegiatan akademik sehingga terkesan tak menyenangkan bagi anak-anak.
Kondisi ini diperparah dengan pemahaman orangtua terhadap buku, dimana buku yang lebih banyak teks dibanding ilustrasi atau gambar cenderung lebih baik dalam menambah kosa kata anak. Padahal menurut penulis sekaligus co founder Litara Foundation, Sofie Dewayani, hal tersebut membuat anak merasa bahwa membaca buku bukanlah hal yang menyenangkan.
"Orangtua kalau baca buku kan kebanyakan cari yang ekonomis dan teksnya banyak biar anak belajar membaca. Kalau lihat buku yang lebih banyak gambar dianggap rugi, karena nanti bukunya cepat selesai dibaca," ujar dia pada peluncuran aplikasi toko buku online Pibo, di Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Padahal dengan menikmati ilustrasi dan gambar yang ada di buku, hal ini bisa menarik minat anak untuk membaca. Itu sebabnya ia mengimbau orangtua jangan terbebani dengan tuntutan membeli buku agar anak lebih cepat membaca, tapi justru untuk membangkitkan minatnya terhadap buku.
"Anak belajar menbaca bukan hanya menyelesaikan cerita, tapi menikmati gambar sehingga nantinya dia akan menjadikan membaca buku sebagai budaya. Orantua harus mencari buku yang menarik dulu agar anak juga tertarik membacanya," tambah dia.
Orangtua juga perlu melakukan pendampingan pada anak saat membaca buku guna menumbuhkan empatinya terhadap tokoh cerita. Salah satunya dengan membuat diskusi usai anak membaca buku.
"Misalnya ketika mereka membaca orantua bisa menanyakan ada siapa aja di cerita ini. Kamu suka tokoh yang mana. Ini dapat meningkatkan empati, dan kemampuan berkomunikasi anak serta kecerdasan emosionalnya," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis